
Girl’s Troubles film perjuangan remaja yang penuh empati
Girl’s Troubles adalah film coming-of-age yang menyentuh dan relevan, menyoroti perjuangan remaja perempuan di era digital dengan penuh empati dan kejujuran. Lewat sinematografi yang intim dan dialog yang realistis, film ini mengajak penonton untuk memahami bahwa tumbuh dewasa memang tak mudah—tapi tidak harus dilalui sendirian.
Emma, seorang siswi SMA berusia 17 tahun di kota kecil yang tampak tenang, merasa hidupnya mulai berantakan ketika sahabat-sahabatnya mulai menjauh, keluarganya tak memahami dirinya, dan tekanan sekolah serta media sosial makin menumpuk. Awalnya, masalahnya tampak seperti drama remaja biasa: cinta pertama yang rumit, nilai akademis yang menurun, dan perasaan tak pernah cukup baik. Namun di balik senyumnya yang cerah, Emma menyimpan beban emosional yang terus tumbuh—sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan dengan mudah kepada siapa pun.
Ketika ia bertemu dengan Luna, murid pindahan yang blak-blakan dan tak peduli pendapat orang, Emma mulai melihat hidup dari sudut pandang yang berbeda. Persahabatan mereka berkembang cepat, dan melalui obrolan larut malam, petualangan impulsif, serta konflik dengan orang tua, Emma mulai menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan hidupnya. Namun, hubungan mereka diuji ketika rahasia kelam masa lalu Luna terbongkar dan membawa Emma ke dalam situasi yang lebih berat dari yang pernah ia bayangkan.
Saat Emma terjebak antara loyalitas terhadap sahabat barunya dan keinginannya untuk tetap “normal”, ia dipaksa untuk menentukan siapa dirinya sebenarnya. Ia mulai menghadapi berbagai masalah remaja secara langsung—kesehatan mental, body image, seksualitas, dan tekanan sosial—dengan cara yang jujur dan penuh emosi. Dibantu oleh guru seni yang penuh pengertian dan komunitas kecil yang ia bangun, Emma memulai perjalanan mencari jati diri, meski penuh luka dan kehilangan.