Last Swim (2025) adalah film drama coming-of-age karya sutradara Inggris-India-Iran, Sasha Nathwani, yang memenangkan Crystal Bear di Festival Film Internasional Berlin 2024. Film ini mengisahkan Ziba Soofi (Deba Hekmat), seorang remaja Iran-Inggris berusia 18 tahun yang cerdas dan bercita-cita tinggi. Pada hari pengumuman hasil ujian A-Level, Ziba merencanakan hari penuh petualangan bersama teman-temannya di London, termasuk melihat hujan meteor langka di Primrose Hill. Namun, di balik kegembiraan tersebut, Ziba menyimpan rahasia besar: dia didiagnosis dengan penyakit serius yang mengancam masa depannya.

Dengan latar belakang kota London yang cerah, film ini mengikuti perjalanan Ziba dan teman-temannya—Tara, Shea, Merf, dan Malcolm—melalui berbagai lokasi ikonik seperti Portobello Road dan Hampstead Heath. Meskipun Ziba berusaha menyembunyikan kondisinya, kehadiran Malcolm, seorang pemain sepak bola muda yang baru saja mengalami kegagalan, menambah kompleksitas emosional hari tersebut. Keduanya saling menemukan kenyataan pahit tentang masa depan yang tidak pasti, membentuk ikatan yang mendalam di tengah kebebasan remaja yang sementara.

Film ini menonjolkan keindahan visual London yang cerah dan atmosfer penuh kehangatan, menggambarkan semangat muda yang penuh gairah. Namun, di balik kegembiraan tersebut, Last Swim juga menyelami tema-tema berat seperti kehilangan, harapan, dan pencarian makna hidup. Melalui karakter Ziba, film ini mengajak penonton untuk merenungkan pentingnya menjalani hidup sepenuhnya, meskipun menghadapi kenyataan yang sulit.

Deba Hekmat memberikan penampilan yang memukau sebagai Ziba, membawa karakter ini dengan keautentikan dan kedalaman emosional yang luar biasa. Meskipun beberapa elemen naratif terkadang terasa klise, Last Swim berhasil menyampaikan pesan universal tentang keberanian, persahabatan, dan penerimaan diri. Dengan gaya sinematik yang elegan dan narasi yang menyentuh, film ini menjadi debut yang menjanjikan dari sutradara muda berbakat, Sasha Nathwani.