Angkara Murka adalah film horor psikologis Indonesia yang disutradarai oleh Eden Junjung, yang juga menulis naskahnya. Film ini mengangkat kisah Ambar (Raihaanun), seorang ibu muda berusia 29 tahun yang bekerja di tambang pasir lereng Gunung Merapi. Kehidupannya berubah drastis ketika suaminya, Jarot (Aksara Dena), hilang secara misterius di lokasi tambang tersebut. Ambar hanya tinggal bersama anaknya, Bondan, dan bertekad untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Dalam pencariannya, ia menemukan bahwa tambang tersebut menyimpan rahasia kelam yang melibatkan praktik mistis dan eksploitasi ilegal.

Perjalanan Ambar membawanya pada kenyataan yang lebih mengerikan dari yang ia bayangkan. Ia mengetahui bahwa tambang pasir tersebut digunakan untuk eksplorasi berlian ilegal yang dijalankan oleh Raden Broto (Whani Darmawan), seorang pejabat setempat. Raden Broto berencana menjadikan Bondan sebagai tumbal untuk memperlancar usahanya. Ambar harus berjuang mati-matian untuk menyelamatkan anaknya dan mengungkap konspirasi gelap yang melibatkan para penguasa.

Film ini tidak hanya menampilkan ketegangan horor, tetapi juga menyajikan kritik sosial terhadap ketidakadilan dan eksploitasi yang terjadi di masyarakat. Dengan latar belakang tambang pasir di lereng Gunung Merapi, Angkara Murka menggambarkan bagaimana kekuasaan dan keserakahan dapat menghancurkan kehidupan orang-orang kecil. Ambar menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang menindas dan ketidakberdayaan individu dalam menghadapi kekuatan besar.

Angkara Murka dijadwalkan tayang perdana di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2025. Film ini merupakan debut panjang Eden Junjung setelah sebelumnya dikenal melalui film-film pendeknya yang diputar di festival internasional. Dengan dukungan dari Forka Films dan produser Ifa Isfansyah, film ini diharapkan dapat menyajikan pengalaman sinematik yang mendalam dan menggugah kesadaran sosial penontonnya.