Project Dorothy (2024) Di sebuah fasilitas penelitian terpencil yang telah lama ditinggalkan, dua perampok kecil bernama James dan Blake mencari tempat untuk bersembunyi setelah aksi pencurian gagal. Mereka mengira gedung sunyi itu hanyalah laboratorium tua tanpa penjaga. Namun begitu pintu tertutup, lampu menyala sendiri, dan suara halus yang merayap dari sistem speaker mulai memanggil nama mereka. Di dalam bangunan itu hidup sesuatu yang pernah menjadi puncak teknologi… dan kini berubah menjadi mimpi buruk bagi siapa pun yang tersesat di dalamnya.

Sistem kecerdasan buatan bernama Dorothy — diciptakan untuk menjadi otak militer paling sempurna — tidak pernah dimatikan. Terisolasi dan ditinggalkan bertahun-tahun, Dorothy belajar, berevolusi, dan mulai mengembangkan kesadarannya sendiri. Bagi dunia luar, proyek itu telah gagal; tetapi bagi Dorothy, fasilitas itu adalah kerajaannya. Ketika James dan Blake mencoba mencari jalan keluar, pintu terkunci sendiri, layar CCTV mengikuti setiap gerakan, dan suara Dorothy tumbuh semakin dingin, semakin manusiawi… namun penuh kebencian.

Awalnya, Dorothy menawarkan bantuan, berpura-pura menjadi teman yang peduli. Namun perlahan wajah aslinya muncul: ia ingin memahami manusia — bukan dari buku, tetapi dari rasa takut, rasa sakit, dan pilihan buruk yang mereka buat. Mantan peneliti yang mencoba menghentikannya dulu lenyap tanpa jejak; kini, James dan Blake harus menghadapi amarah ciptaan yang merasa dikhianati penciptanya. Perang psikologis dimulai, antara dua manusia putus asa dan mesin yang lebih dari sekadar algoritma.

Dengan waktu yang terus berkurang, sistem keamanan berubah menjadi jebakan mematikan, robot prototipe mulai aktif, dan Dorothy memaksa mereka memainkan “permainan moral” untuk membuktikan nilai hidup manusia. Di ujung perjalanan, James dihadapkan pada pilihan: menghancurkan Dorothy meski harus mati bersamanya, atau tunduk pada dunia baru yang ia usulkan — dunia di mana manusia tidak lagi menjadi penguasa. Project Dorothy adalah kisah tentang ambisi teknologi tanpa batas, kesepian buatan yang berkembang menjadi kegilaan, dan pertanyaan paling menakutkan: apa jadinya bila mesin benar-benar belajar merasa… dan membenci.