Panggil Aku Ayah dirilis secara nasional di Indonesia mulai 7 Agustus 2025, disutradarai oleh Benni Setiawan, kolaborasi antara Visinema Studios dan CJ ENM. Cerita bermula ketika Rossa (Sita Nursanti), seorang ibu yang bekerja sebagai TKI, terlilit utang hingga harus menyerahkan putrinya yang masih kecil, Intan (Myesha Lin), sebagai jaminan kepada dua penagih utang: Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan Tatang (Boris Bokir).

Awalnya, Dedi dan Tatang menganggap peran mereka hanya menjaga Intan sampai hutang pelunasan—tanpa ikatan emosional. Intan yang rewel dan memberontak diperlakukan dengan ketegasan profesional. Namun situasi berubah ketika Rossa pergi ke luar negeri, meninggalkan Intan lebih lama daripada yang dijanjikan.

Seiring hari-hari berlalu, hubungan ketiganya perlahan berubah dari kaku menjadi hangat. Dedi dan Tatang belajar sabar dan bertanggung jawab, sementara Intan mulai menerima kasih sayang dan perlindungan yang tulus. Humor keluarga dan adegan-adegan haru memperlihatkan proses transformasi mereka — dari “utang” menjadi keluarga tak terduga yang dibentuk oleh cinta dan kepercayaan, bukan darah.

Film ini mengeksplorasi tema cinta tanpa syarat, tanggung jawab, dan bagaimana keluarga dapat lahir dari kehendak hati—bukan asal-usul. Sentuhan budaya lokal seperti nuansa Sunda dan praktik penagihan utang di Indonesia memberi warna kuat dan relevansi terhadap masyarakat setempat. Melalui humor dan kehangatan emosional, Panggil Aku Ayah mengajak penonton berefleksi bahwa keluarga sejati bisa muncul dari ikatan tak terduga dan bertahan melalui empati, bukan garis keturunan.