Killing Faith 2025 Pada tahun 1849 di wilayah gurun Arizona yang dilanda wabah penyakit dan kekerasan, film dibuka dengan memperkenalkan Dr. Bender, seorang dokter duda yang didera rasa sakit masa lalu dan skeptisisme terhadap keajaiban. Di kota kecil yang dipenuhi ketakutan masyarakat terhadap “The Sickness” (penyakit misterius), ia bertemu dengan Sarah, seorang mantan budak, yang menaruh harapan pada sebuah kemampuan gaib—yakni bahwa putrinya, yang tampaknya Kaukasia, tidak sakit biasa, melainkan terkutuk atau bahkan kerasukan roh.

Sarah meyakini bahwa setiap makhluk hidup yang disentuh oleh anaknya akan mati—sebuah fenomena mengerikan yang membuat mereka diburu rasa takut dan kebencian dari penduduk sekitar. Dr. Bender, yang pada awalnya menganggap fenomena itu sebagai penyakit (bukan kutukan), setuju untuk menemani mereka bersama Edward, pembantu muda Sarah, dalam sebuah perjalanan panjang melintasi padang gurun dan kota-kota terpencil, menuju ke sebuah kota di mana seorang faith healer (penyembuh iman) terkenal diyakini mempunyai kekuatan untuk mengusir roh atau memberikan kesembuhan yang benar-benar ajaib.

Perjalanan itu bukan hanya menuntut daya tahan fisik, tapi juga menguji batas antara kepercayaan dan sains, antara harapan dan ketakutan. Sepanjang jalan, mereka menghadapi rintangan-rintangan brutal dari alam—kelaparan, kekerasan, komunitas-komunitas religius yang fanatik dan penuh prasangka, serta bayangan-bayangan supernatural yang samar. Konflik batin Dr. Bender semakin meningkat—apakah anak itu benar-benar memiliki kekuatan gaib, ataukah semua gejala itu bisa dijelaskan melalui penyakit dan psikologi? Sementara Sarah tetap memegang iman dan keputusannya, bahwa hanya melalui kekuatan spirituallah putrinya bisa diselamatkan.

Di bagian klimaks, perjuangan antara iman dan skeptisisme mencapai puncaknya: apakah mereka sampai ke sang penyembuh iman tepat waktu? Sejauh mana Dr. Bender sanggup mengatasi keraguan dan kecemasan moralnya sendiri? Dan yang paling penting: apakah si anak akan dibebaskan dari kutukan kematian setiap yang disentuhnya, ataukah bayangan The Sickness akan terus menggerogoti hidup mereka semua? Killing Faith menyuguhkan akhir yang menggugah, penuh ambiguitas dan ketegangan, membiarkan penonton merenungkan tidak hanya apa yang benar-benar terjadi, tetapi juga apa yang bisa terjadi jika iman atau ketakutan menguasai hati manusia.