Jadi Tuh Barang (2025) adalah film drama komedi satir yang menyoroti kehidupan anak muda urban yang terjebak dalam dunia konsumtif dan pergaulan modern. Cerita bermula dari Bimo, seorang mahasiswa yang tergoda untuk cepat kaya dengan menjual barang-barang trendi hasil impor gelap yang sedang naik daun di media sosial. Dari sekadar iseng, usahanya berkembang cepat hingga menarik perhatian banyak orang, termasuk pihak-pihak yang tak diinginkan.

Awalnya, Bimo merasa hidupnya berubah menjadi lebih seru—ia dihormati teman-temannya, punya uang banyak, dan bisa menikmati gaya hidup mewah. Namun di balik kesenangan itu, tekanan demi tekanan mulai muncul. Ia harus berhadapan dengan geng saingan, penipuan dari pemasok, hingga kejaran aparat yang mulai mencurigai jaringan perdagangan gelap tersebut. Hidup glamor yang semula terlihat indah berubah menjadi lingkaran berbahaya penuh risiko.

Di sisi lain, hubungan Bimo dengan keluarga dan sahabatnya mulai renggang. Orang-orang terdekatnya memperingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa menghancurkan masa depan. Dilema pun muncul—antara melanjutkan bisnis yang menguntungkan atau berhenti sebelum semuanya terlambat. Konflik batin ini menjadi titik balik yang membuat Bimo harus memilih antara uang dan keselamatan, gengsi atau masa depan.

Jadi Tuh Barang menghadirkan cerita penuh dinamika tentang godaan, ambisi, dan konsekuensi dari pilihan hidup. Dengan nuansa humor khas anak muda sekaligus pesan moral yang kuat, film ini menjadi potret realita generasi sekarang yang sering terjebak antara keinginan untuk sukses instan dan harga yang harus dibayar mahal.