Narik Sukmo film horor Kenar Cahyaningrum (Febby Rastanty), seorang mahasiswi penari, mengunjungi sahabatnya, Ayu (Dea Annisa), di Desa Kelawangin, perbatasan Jawa Tengah–Jawa Timur. Sejak kedatangannya, hujan deras dan petir tiada henti menemani—pertanda awal gangguan supranatural—sementara warga desa menatapnya penuh curiga

Malam demi malam, Kenar dihantui mimpi buruk tentang sosok bayangan hitam yang mencoba menelan jiwanya. Tak hanya itu, tubuhnya secara refleks mulai menari sendiri dalam gerakan yang asing dan menakutkan. Rupanya, tarian itu adalah Tarian Narik Sukmo, ritual kematian kuno yang berkaitan dengan kisah tragis pasangan Banyu Janggala Bagwahanta dan Ratimayu yang meninggal dua dekade lalu

Setelah Kenar menjelajahi kamar terlarang di rumah Ayu, satu per satu penduduk desa mulai meninggal secara misterius. Kenar menyadari tarian ritual itu bukan sekadar seni, tapi pemanggilan jiwa dan pembalasan dendam atas tragedi lama, buah dari kebencian warga terhadap pasangan penari tersebut

Dalam ketegangan mencekam, Kenar berusaha menebus kutukan itu—tak hanya demi dirinya, tapi juga untuk menenangkan arwah Ratimayu dan Banyu. Ia pun kembali menari dengan penuh perasaan, bukan sekadar ritual mematikan, melainkan ungkapan cinta dan keutuhan jiwa. Film ini menggabungkan unsur horor, budaya, spiritualitas, dan romance dengan klimaks yang emosional dan reflektif