
The Biggest Fan drama psikologis dengan sentuhan thriller
The Biggest Fan (2025) adalah sebuah drama psikologis dengan sentuhan thriller, yang mengikuti kisah Leo Hartono, seorang aktor muda dan terkenal yang sedang berada di puncak kariernya. Di balik sorotan kamera dan jutaan pengikut media sosial, Leo mulai merasakan tekanan batin dan kehilangan jati diri. Hidupnya berubah drastis ketika ia mulai menerima surat-surat misterius dari seseorang yang menyebut dirinya sebagai “penggemar terbesar”—pesan-pesan yang awalnya terasa tulus dan mendukung, namun perlahan berubah menjadi mengganggu dan mengancam.
Ketika kejadian aneh mulai terjadi—barang pribadinya berpindah tempat, foto-foto masa kecil yang seharusnya tak diketahui publik tersebar—Leo menyadari bahwa penggemar ini tahu lebih banyak tentang dirinya daripada yang seharusnya. Ia mulai merasa diawasi, bahkan di tempat yang paling privat. Pihak manajemen dan keamanan menanggapinya dengan santai, menganggapnya sebagai bagian dari tekanan popularitas. Namun, Leo tahu bahwa ini bukan sekadar obsesi biasa; ini adalah ancaman nyata.
Dalam usahanya mencari tahu siapa sosok di balik teror itu, Leo mulai menggali masa lalunya sendiri, termasuk hubungan yang renggang dengan keluarganya, kesalahan yang ia tutupi, dan orang-orang yang pernah tersingkir dalam perjalanan kariernya. Perlahan, batas antara penggemar dan musuh memudar, hingga Leo menyadari bahwa orang itu tidak hanya ingin menjadi bagian dari hidupnya—tetapi ingin mengambil alih sepenuhnya.
The Biggest Fan adalah cerminan kelam tentang sisi gelap ketenaran, identitas, dan kebutuhan manusia akan pengakuan. Dengan atmosfer yang mencekam dan alur penuh kejutan, film ini mengajak penonton untuk mempertanyakan: dalam dunia yang penuh sorotan dan pencitraan, siapa yang sebenarnya mengendalikan narasi—sang bintang, atau mereka yang menontonnya?