Jongli (2025) Pada malam kelam di luar sebuah rumah sakit, Liza menghadapi dilema yang memilukan: setelah melahirkan bayi di luar nikah, ia memutuskan meninggalkan sang bayi di tempat sampah. Secara tak terduga, doktor Tithi — dokter yang ikut menangani kelahiran tadi — menyaksikan lalu membawa Liza kembali ke dalam rumah sakit. Dari situ, Tithi mulai menceritakan kisah yang akhirnya menjalin benang merah antara dirinya, seorang gadis berusia enam tahun bernama Pakhi, dan seorang pria bernama Jony — yang kehidupannya sangat liar dan terisolasi.

Fokus utama cerita kemudian beralih ke Jony — pria muda bermasalah, menyendiri, dan penuh luka batin—yang menemukan Pakhi yang terlantar dan perlahan berkembang ikatan emosional di antara mereka. Kehadiran Pakhi membawa cahaya dan kehangatan ke dunia suram Jony, membuatnya mulai mempertimbangkan makna hubungan dan tanggung jawab. Hubungan mereka menjadi benang emosional yang mengikat tema redemption, harapan, dan transformasi personal.

Di dalam hubungan itu muncul juga tokoh Tithi dan Nupur, yang perannya mengaitkan masa lalu trauma dan konflik keluarga dengan kehidupan Pakhi yang rapuh. Penggunaan alur cerita storytelling dari Tithi memberikan dimensi reflektif yang kuat terhadap masa lalu yang belum terselesaikan. Penonton kemudian ditantang untuk melihat bahwa terkadang kita dibentuk bukan hanya oleh apa yang kita alami, tetapi oleh bagaimana cerita itu dikisahkan.

Ketegangan naratif mencapai klimaks ketika tragedi mengancam kebahagiaan rapuh antara Jony dan Pakhi, menghadirkan ujian terbesar pada ikatan mereka. Pilihan sulit muncul: apakah Jony akan mampu menyelamatkan Pakhi dan dirinya sendiri dari masa lalu yang kelam? Atau dia akan kehilangan kesempatan untuk berubah menjadi manusia yang terhubung kembali dengan kemanusiaan? Ini adalah kisah tentang cinta tidak biasa, pengorbanan, dan kekuatan harapan dalam menghadapi trauma dan ketidakadilan sosial.