Steve (2025) Steve Reynolds adalah pria biasa: seorang montir berusia 42 tahun yang tinggal di pinggiran kota kecil, menjalani hidup sederhana dan nyaris tak terlihat. Namun di balik rutinitasnya yang tenang, Steve menyimpan masa lalu kelam yang telah lama ia kubur—satu malam tragis dua dekade lalu yang mengubah segalanya. Ketika seorang jurnalis muda datang menanyakan peristiwa yang pernah menghebohkan kota mereka, bayang-bayang lama mulai menghantui kembali, dan Steve dipaksa menghadapi siapa dirinya sebenarnya.

Seiring kisah bergulir, lapisan demi lapisan kehidupan Steve terkuak—relasinya dengan ibunya yang penuh tekanan, cinta pertamanya yang tak pernah selesai, dan trauma masa muda yang membentuk pilihan-pilihan gelapnya. Ketika kejadian-kejadian misterius mulai terjadi di sekitar kota, banyak orang mulai bertanya: apakah Steve benar-benar telah berubah, ataukah sisi gelapnya hanya tertidur, menunggu untuk bangkit?

Dalam upayanya menebus dosa masa lalu, Steve berusaha memperbaiki hubungan dengan putrinya yang baru ia temui kembali, namun kehadirannya justru memperkeruh konflik batin yang belum tuntas. Tekanan dari masyarakat, rasa bersalah, dan keinginan untuk memperbaiki segalanya membuat Steve berada di ambang kehancuran. Satu pilihan terakhir menanti—yang akan menentukan apakah ia bisa benar-benar bebas, atau terjerat selamanya dalam masa lalu yang ia ciptakan sendiri.

Steve (2025) adalah drama psikologis kelam yang menyelami tema penebusan, identitas, dan sisi tergelap dari jiwa manusia. Diperankan dengan intensitas emosional tinggi, film ini menggugah pertanyaan moral yang sulit: seberapa jauh seseorang harus melangkah untuk dimaafkan? Dan apakah semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua?