Tatami kisah seorang judoka yang tangguh di Kejuaraan Dunia
Tatami (2024) Leila Hosseini adalah seorang pejudo muda berbakat asal Iran yang bermimpi meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Judo di Tbilisi, Georgia. Bersama pelatihnya Maryam Ghanbari, Leila memulainya dengan penuh harapan dan kerja keras, merasa bahwa kemenangan itu bukan hanya tentang prestasi pribadi, tapi juga kehormatan bagi negara dan keluarganya. Dari pertandingan awal sampai ke babak-babak penting, Leila menunjukkan kemampuan dan semangat yang membuat banyak pihak memperhitungkannya sebagai calon juara.
Namun, ketika muncul kemungkinan bahwa Leila akan menghadapi atlet dari Israel dalam pertandingan final, situasi berubah drastis. Pemerintah Iran, melalui otoritas olahraga, mengeluarkan tekanan politik agar Leila mundur — bukan karena cedera, melainkan karena aturan negara yang melarang atlet mereka bertarung lawan atlet Israel. Permintaan itu bukan hanya soal pertandingan: menolak berarti melanggar perintah negara, tapi menerima berarti mengorbankan prinsip dan impian yang diraihnya dengan susah payah.
Di tengah dilema itu, Maryam sebagai pelatih dan sebagai seseorang yang pernah merasakan tekanan serupa berada dalam posisi yang berat. Ia memahami konsekuensi dari keputusan Leila: jika Leila terus maju, keluarganya di Iran mungkin menghadapi ancaman atau pengawasan; jika mundur, Leila harus rela kehilangan kesempatan yang mungkin tak pernah datang lagi. Maryam terus memohon agar Leila berpura-pura cedera agar bisa menarik diri; tapi Leila, didorong oleh semangat, tekad, dan harga diri, menolak untuk menyerah hanya karena pesanan politik.
Pada akhirnya Tatami bukan hanya menjadi kisah olahraga, tetapi juga cerita tentang keberanian, konflik moral, dan pengorbanan pribadi. Keputusan Leila untuk bertanding meski menghadapi risiko besar menjadi simbol perlawanan terhadap tekanan luar. Film ini juga menyoroti seberapa jauh ideologi dan politik dapat menyentuh ranah pribadi seperti olahraga, serta dampak keputusan seorang individu terhadap orang-orang yang dicintainya. Visual hitam-putih yang digunakan memperkuat suasana ketegangan dan dilema — membuat setiap kemenangan dan setiap keraguan terasa lebih berat.