
Narik Sukmo: Menari atau Mati Film horor tayang di bioskop
Narik Sukmo: Menari atau Mati Film horor dibuka dengan kedatangan Kenara Cahyaningrum (Febby Rastanty), seorang mahasiswi penari, di Desa Kelawangin—sebuah kampung terpencil di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia datang untuk menginap bersama sahabatnya, Ayu (Dea Annisa), namun malam itu diguyur hujan badai hingga mimpi buruk menghantuinya. Kenara mulai merasakan tatapan dingin warga saat ia menapak ke desa, sementara tidur semakin intens dihantui sosok bayangan hitam yang seolah hendak menelan jiwanya
Kejanggalan makin nyata ketika tubuh Kenara perlahan bergerak tanpa kendali, menarikan gerakan aneh yang disebut “Tarian Narik Sukmo”. Warga desa mengenali tarian kematian ini sebagai peninggalan pasangan penari sakral, Banyu Janggala Bagwahanta dan Ratimayu, yang tewas tragis dua dekade sebelumnya Tak butuh waktu lama, satu per satu penduduk mulai mati secara misterius, menandakan bahwa kutukan kuno kembali bangkit.
Alur film ini secara perlahan menyingkap bahwa Banyu dan Ratimayu bukan sekadar korban, melainkan jiwa yang tak bisa beristirahat akibat prasangka dan kebencian warga desa. Tarian Narik Sukmo—yang memanggil jiwa tersebut—semula adalah ritual cinta, namun disalahpahami hingga memicu tragedi Kenara, sebagai pewaris ritus mistis, dipaksa untuk menebus kesalahan masa lalu supaya kutukan tidak terus merenggut nyawa.
Disutradarai oleh Indra Gunawan dengan skenario karya Evelyn Afnilia, film ini diadaptasi dari novel populer karya Dewie Yulliantina Sofia. Dibintangi oleh Febby Rastanty, Aliando Syarief, Teuku Rifnu Wikana, dan Dea Annisa, Narik Sukmo dijadwalkan tayang mulai 3 Juli 2025. Film berdurasi sekitar 100 menit ini memadukan unsur horor, budaya, dan spiritualitas Jawa—mengajak penonton mengalami kengerian yang bermakna berupa refleksi tentang jiwa, ritual, dan cinta yang tertahan