Uppu Kappurambu kisah seorang wanita pembuat garam laut
Uppu Kappurambu (yang berarti “Garam Berserakan”) berkisah tentang Anisa, seorang gadis desa di Kerala, India, yang tinggal bersama ayahnya, seorang nelayan sederhana. Anisa mewarisi resep garam laut tradisional keluarganya, yang dibuat dengan penuh kepercayaan dan doa. Di tengah tekanan keluarga untuk meninggalkan tradisi dan pindah ke kota demi masa depan yang lebih mapan, Anisa merasa terpanggil untuk menjaga warisan budaya yang hampir terlupakan.
Ketika sebuah perusahaan besar datang menawarkan investasi modern untuk memproduksi garam secara masif, Anisa tergoda oleh janji kemakmuran dan perubahan yang ditawarkan. Namun, ia segera menyadari bahwa metode industri merusak lingkungan pesisir dan meremehkan nilai spiritual dan budaya dari proses tradisional. Hubungan Anisa dengan ayahnya pun diuji — sang ayah takut tradisi mereka akan hilang jika anaknya memilih jalan modern.
Terdorong oleh keprihatinan atas laut dan komunitas nelayan yang terkena dampak, Anisa memutuskan untuk menyelenggarakan festival “Garam & Doa” — sebuah acara lokal yang mempertemukan warga desa, wisatawan, dan peneliti budaya. Di sana, ia membagikan proses pembuatan garam dan kisah di baliknya, sekaligus menggalang dukungan untuk menjaga pesisir. Festival ini menjadi titik balik: lambat laun seluruh desa bersatu, bahkan menarik perhatian media lokal dan LSM lingkungan.
Festival sukses membangun momentum gerakan perlindungan warisan lokal. Perusahaan digiring ke meja kompromi, setuju mendukung metode pembuatan garam tradisional dengan model pasar berkelanjutan. Di akhir cerita, Anisa berdiri di pinggir pantai, melemparkan garam laut ke udara saat matahari terbenam — simbol harapan dan perpaduan antara tradisi dan kemajuan. Uppu Kappurambu adalah cerita hangat tentang identitas akar, kolaborasi komunitas, dan harmoni antara manusia dan alam, diwarnai pesona budaya Kerala yang kental.