Times of Peril film drama crime kisah Seorang mantan polisi
Times of Peril Di tahun 2029, dunia berada di ambang kehancuran. Ketegangan geopolitik meningkat tajam setelah serangan siber global melumpuhkan sistem keuangan internasional dan menimbulkan kekacauan di berbagai negara. Di tengah kekacauan ini, Mira Khalid, seorang jurnalis investigatif veteran, menemukan bukti keterlibatan sebuah organisasi rahasia yang telah memanipulasi konflik dunia selama lebih dari satu dekade. Dihadapkan pada dilema antara menyuarakan kebenaran atau mempertahankan keselamatan dirinya dan keluarganya, Mira memilih untuk melawan — dengan satu senjata utama: informasi.
Sementara itu, Daniel Rhys, mantan agen intelijen yang kini menjadi buronan, juga memburu organisasi yang sama karena masa lalunya yang kelam dan pengkhianatan yang pernah ia alami. Takdir mempertemukan Daniel dan Mira dalam pelarian yang penuh bahaya melintasi London, Istanbul, dan Hong Kong. Perlahan, mereka menyadari bahwa mereka bukan hanya melawan kekuatan politik, tetapi juga opini publik yang telah dibentuk melalui propaganda dan manipulasi media. Di tengah dunia yang sudah tidak percaya pada kebenaran, satu langkah salah bisa berarti bencana global.
Saat waktu terus berdetak dan ancaman perang dunia ketiga semakin nyata, keduanya harus membongkar jaringan konspirasi tingkat tinggi sebelum peristiwa “Code Black” — sebuah operasi rahasia yang dirancang untuk mengatur ulang tatanan dunia — dijalankan. Namun, pengkhianatan datang dari orang-orang terdekat, dan garis antara musuh dan sekutu semakin kabur. Dalam perlombaan melawan waktu, Mira dan Daniel harus memutuskan: apakah menyelamatkan dunia masih mungkin dilakukan, atau mereka hanya pion dalam permainan yang jauh lebih besar?
Times of Peril adalah film thriller politik yang penuh ketegangan dan refleksi moral, menggambarkan bagaimana informasi bisa menjadi senjata paling mematikan di era modern. Dengan narasi berlapis, aksi yang intens, dan pertanyaan mendalam tentang kebenaran, kekuasaan, dan tanggung jawab, film ini menyoroti bahwa dalam masa-masa genting, pilihan individu bisa mengubah nasib jutaan — atau menghancurkan semuanya.