The Mannequin asisten stylist menyelidiki kematian misterius
The Mannequin (2025) Di kota Los Angeles modern, kita diperkenalkan pada Liana Rojas, seorang asisten stylist yang selama ini berjuang mencari inspirasi dan identitas di balik keramaian dunia fashion. Ketika saudara perempuannya, Sophia Rojas, seorang desainer busana yang sedang naik daun, ditemukan tewas secara misterius di sebuah gedung pabrik tua di pusat kota — kejadian yang dianggap oleh banyak orang sebagai bunuh diri — Liana merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan memutuskan untuk menyelidiki kejanggalan di balik kematian tersebut.
Gedung pabrik yang kemudian dipakai sebagai studio desain oleh Liana ternyata memiliki masa lalu kelam: puluhan tahun sebelumnya, seorang pembunuh berantai yang menyamar sebagai fotografer headshot di filmstudio telah menggunakan ruang tersebut untuk melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap para korbannya.
Ketika Liana dan temantemannya mulai bekerja di gedung itu, serangkaian kejadian aneh dan menyeramkan mulai terjadi — bayangan yang bergerak di lorong, suara langkah kaki tanpa asal, dan munculnya sebuah manekin yang tampak lebih dari sekadar benda display. Ketakutan mereka semakin memuncak ketika rahasia masa lalu gedung itu terbuka perlahan: bahwa arwah pembunuh dan suasana teror lama masih melekat, bahkan menyerang generasi baru yang memasuki ruang itu.
Ketegangan eskalasi mencapai puncaknya ketika Liana dan kawankawannya sadar bahwa mereka tidak hanya menghadapi mimpi buruk tapi ancaman nyata — tidak sekadar kematian, tetapi mutilasi tubuh mereka sendiri bisa menjadi nasib berikutnya. Mereka harus berpacu dengan waktu, menggali sejarah bangunan dan pembunuh di baliknya, serta mencari cara untuk memutuskan kutukan yang menghantui sebelum semuanya terlambat. Film ini selain menyuguhkan jump scares dan visual horor, juga menyoroti temalatar: trauma, tanggung jawab dalam keluarga, dan betapa masa lalu dapat menghantui ketika dibiarkan tersembunyi.