Scissors 2025 Courtney, seorang mahasiswi yang bercita-cita menjadi pembuat film, mengajak teman-temannya—termasuk influencer dan seniman—untuk membuat film horor yang terinspirasi dari sebuah legenda urban. Ide ini datang ketika mereka mendengar tentang pembunuhan-pembunuhan misterius yang konon menimpa orang-orang yang berani menginap semalam di sebuah rumah tua—rumah yang dikabarkan berhantu. Demi kesiapan syuting, kelompok ini memutuskan untuk menghabiskan malam di rumah tua itu sebelum mereka mulai pengambilan gambar di pagi hari.

Sesampainya malam, suasana berubah dari penuh antusias menjadi mencekam. Tanda-tanda aneh mulai muncul: pintu berderit sendiri, bayangan bergerak, bunyi langkah di koridor panjang, dan bisikan samar yang sulit dijelaskan. Courtney dan teman-temannya semula mengira semua itu hanya bagian dari dramatisasi dan efek gelap rumah tua—atau bagian dari legenda yang mereka angkat dalam film mereka—hingga satu demi satu mulai mengalami pengalaman yang tak bisa dibantah: seseorang mengenakan kostum badut yang menyeramkan mulai mengintai mereka.

Pembunuhan pun tak terelakkan. Satu teman setelah teman lainnya menjadi korban si pembunuh berpakaian badut, yang menggunakan gunting raksasa sebagai senjata khasnya. Tak hanya kuat secara fisik, sang pembunuh juga tampak memahami ketakutan dan rahasia kelompok itu. Courtney berjuang untuk tetap waras sambil mencoba mengumpulkan potongan bukti—foto, catatan lama tentang rumah itu, dan perasaan-perasaan yang dulu dimungkiri—untuk mengungkap siapa di balik kostum badut tersebut.

Di puncak konflik, lingkaran kecurigaan menyempit: beberapa teman terdekat Courtney ternyata memiliki motif tersembunyi, dan legenda yang mereka angkat dalam film ternyata punya akar nyata dalam sejarah rumah tua itu. Courtney harus membuat pilihan sulit—percaya terhadap seseorang yang mungkin ternyata bersalah atau menghadapi ancaman dengan pertaruhan terbesar: hidupnya sendiri. Film berakhir dengan klimaks penuh ketegangan, saat identitas pembunuh terungkap dan Courtney harus melawan sampai titik akhir agar bisa selamat — sekaligus konfrontasi dengan ketakutan terdalamnya.