Sbormistr film fiksi ilmiah disutradarai Ondrej Provaznik
Sbormistr adalah sebuah film fiksi ilmiah yang menggabungkan unsur musik dan teknologi dalam sebuah dunia futuristik, di mana kecerdasan buatan (AI) telah meresap ke dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Di tahun 2025, sebuah perusahaan besar meluncurkan Sbormistr, sebuah program AI revolusioner yang dapat menciptakan komposisi musik orisinal hanya dengan sedikit input dari penggunanya. Aplikasi ini menjanjikan kemudahan dan inovasi yang luar biasa, memungkinkan siapa saja, dari musisi amatir hingga profesional, untuk menghasilkan karya-karya luar biasa tanpa memerlukan keterampilan teknis mendalam. Namun, seiring popularitasnya yang meningkat, muncul pertanyaan besar tentang keaslian dan arti sejati dari musik dalam dunia yang semakin dikendalikan oleh teknologi.
Di pusat cerita adalah Rian, seorang musisi muda yang berbakat, tetapi merasa terjepit di tengah dunia musik yang semakin tertransformasi oleh teknologi. Rian memiliki keterampilan luar biasa dalam memainkan alat musik, namun dia merasa terasingkan dalam industri musik yang sekarang lebih tertarik pada karya yang dihasilkan oleh AI seperti Sbormistr. Ketika dia pertama kali mencoba aplikasi ini, dia terkejut dengan kemampuannya menghasilkan musik yang memukau, tetapi rasa puas yang dia harapkan tidak hadir. Dalam perjalanannya, Rian mulai mempertanyakan apakah musik yang diciptakan oleh mesin masih bisa memiliki jiwa dan perasaan yang sama seperti komposisi yang dihasilkan oleh manusia.
Ketika dunia musik mulai terbagi antara mereka yang mendukung kecanggihan teknologi dan mereka yang menentang, Rian bertemu dengan Nia, seorang musisi legendaris yang berpegang teguh pada prinsip bahwa musik adalah ekspresi manusia dan tidak bisa digantikan oleh mesin. Nia mengajarkan Rian bahwa meskipun teknologi seperti Sbormistr dapat menghasilkan karya yang sempurna secara teknis, tidak ada pengganti untuk emosi yang datang dari proses kreatif manusia. Namun, Rian juga semakin sadar bahwa dunia terus bergerak maju, dan dia harus memutuskan apakah akan mengikuti jalan yang lebih tradisional atau menerima kenyataan bahwa teknologi bisa menjadi bagian dari evolusi musik.
Pada akhirnya, Sbormistr mengajak penonton untuk merenung tentang hubungan antara kreativitas, teknologi, dan kemanusiaan. Rian menemukan keseimbangan antara menggunakan Sbormistr untuk mendorong batas-batas kreativitasnya, sembari tetap mempertahankan jiwa manusia dalam karya-karyanya. Dengan menciptakan sebuah album yang memadukan kecanggihan AI dan emosi manusia, Rian berhasil menunjukkan bahwa meskipun teknologi dapat memberikan alat baru, musik yang penuh perasaan tetap lahir dari pengalaman dan jiwa sang pencipta. Film ini berakhir dengan pesan bahwa, meskipun dunia terus berkembang, nilai-nilai sejati dalam seni dan kreativitas tidak akan pernah hilang.