Right (2025) mengikuti kisah Daniel Cross, seorang konselor etika terkenal yang selama bertahun-tahun menjadi panutan dalam pengambilan keputusan moral untuk perusahaan dan instansi pemerintah. Hidupnya tampak stabil, hingga suatu malam ia menerima pesan anonim berisi rekaman yang menghubungkannya dengan sebuah insiden masa lalu yang selama ini ia sembunyikan. Rekaman itu bukan hanya ancaman, tetapi juga peringatan bahwa seseorang sedang menguji apakah Daniel masih “berada di pihak yang benar.”

Ketika Daniel mencoba mencari siapa pengirim pesan itu, ia kembali terhubung dengan Mara, mantan rekannya yang dulu terlibat dalam kasus yang sama. Pertemuan mereka membuka kembali luka lama, dan keduanya menyadari bahwa insiden itu tidak pernah benar-benar berakhir. Seseorang kini memaksa mereka untuk mengungkapkan kebenaran—atau menghadapi konsekuensi yang semakin berbahaya. Tekanan ini mulai mengacaukan kehidupan pribadi Daniel, termasuk hubungannya dengan keluarga.

Penyelidikan mereka membawa ke serangkaian teka-teki moral yang sengaja dibuat untuk menjebak Daniel. Setiap pilihan yang ia ambil—baik di kantor maupun di rumah—diam-diam direkam dan menjadi bagian dari permainan yang lebih besar. Daniel terjebak dalam dilema antara melindungi karier serta reputasinya, atau mengungkap masa lalu yang bisa menghancurkan segalanya. Di sisi lain, Mara mendesaknya untuk memilih jalan yang benar, tetapi apa yang benar dan apa yang salah menjadi semakin kabur.

Pada puncaknya, Right (2025) memperlihatkan bagaimana kebenaran dan moralitas dapat dimanipulasi ketika seseorang berada di bawah ancaman. Daniel akhirnya harus mengambil pilihan terbesar dalam hidupnya: mengakui kesalahan masa lalu dan kehilangan segalanya, atau terus mempertahankan kebohongan yang menjadi fondasi kariernya. Film ini menyajikan konflik batin mendalam, permainan psikologis yang menegangkan, dan pertanyaan penting: seberapa jauh seseorang akan pergi hanya untuk terlihat berada di sisi yang “benar”?