Harvest

Harvest, disutradarai oleh Athina Rachel Tsangari dan diadaptasi dari novel Jim Crace, berlatar di sebuah desa terpencil tanpa nama di Skotlandia abad pertengahan. Cerita menggambarkan tujuh hari halusinogenik di mana desa ini perlahan lenyap dari realitas—sebagai metafora penyusupan modernitas dan transformasi sosial yang melumpuhkan komunitas petani tradisional.

Walter Thirsk (Caleb Landry Jones), mantan warga kota yang menjadi petani, adalah perantara antara komunitas desa dengan tuannya, Lord Charles Kent (Harry Melling). Persahabatan masa kecil mereka diuji setelah datangnya kartografer Quill (Arinzé Kene), yang melalui pemetaan, menandai pembagian lahan—langkah simbolik menuju kapitalisme dan pengusiran para petani.

Dibidik menggunakan film 16 mm oleh sinematografer Sean Price Williams, Harvest menyajikan gambaran sensual dan menawan dari lanskap desa—dengan close-up serangga, dedaunan lembap, dan nuansa pastoral yang gurih. Kontras antara keindahan alam dan kemunculan kapitalisme menciptakan ketegangan visual dan emosional yang menonjol. Film ini memadukan unsur drama pedesaan dengan “folk horror” secara alegoris, menghadirkan ketegangan antara tradisi dan modernitas.

Meski tampil sebagai alegori kuat dan mendapat pujian atas estetika visualnya—dijuluki sebagai “nihilist western” oleh sang sutradara, dan “pengalaman sinematik liar dan eksentrik” oleh kritik—Harvest juga menuai kritik karena tempo lambat dan ketidakpedulian emosional terhadap karakter, yang menurut sebagian penonton mengurangi keterikatan. Film ini bukan sekadar kisah destruktif, namun refleksi mendalam tentang pergeseran sosial, kehilangan, dan dispossession dalam kota yang terasa hening dan sureal.

Untuk Film Yang Dideskripsikan Di Atas Hanya Bisa Ditonton Di Kokofilm21