Junior adalah kisah tentang Rafi, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang tinggal bersama ayahnya, Adrian, seorang duda yang belum benar-benar pulih dari kepergian istrinya. Setelah kehilangan ibunya dua tahun sebelumnya, Rafi menjadi anak yang pendiam, lebih suka menggambar dan berbicara dengan boneka-boneka ciptaannya daripada bermain dengan teman-temannya. Ketika Adrian mendapat tawaran kerja di luar kota, mereka harus pindah ke lingkungan baru — perubahan yang tidak disukai Rafi, tetapi menjadi awal dari petualangan yang mengubah hidup mereka berdua.

Di sekolah baru, Rafi bertemu Anya, seorang gadis yang cerdas dan penuh semangat, yang perlahan membantunya keluar dari cangkangnya. Bersama, mereka ikut serta dalam lomba membuat film pendek untuk anak-anak, yang mendorong Rafi menyalurkan perasaannya lewat dunia imajinasi dan cerita-cerita yang ia buat. Namun, ketika satu kesalahan kecil menyebabkan Adrian kehilangan kepercayaan pada Rafi, hubungan ayah-anak mereka diuji. Rafi mulai bertanya-tanya: apakah ia akan selalu menjadi “junior”, seseorang yang tidak pernah cukup baik untuk dimengerti?

Sementara itu, Adrian sendiri sedang bergumul dengan rasa bersalah dan tekanan sebagai orang tua tunggal yang mencoba terlihat kuat, namun sebenarnya penuh kekhawatiran. Melalui proses kreatif film pendek Rafi, mereka mulai saling memahami — bukan sebagai ayah dan anak yang sempurna, tapi sebagai dua manusia yang sama-sama sedang belajar menghadapi kehilangan dan tumbuh bersama. Dengan bantuan komunitas kecil mereka dan momen-momen sederhana yang menyentuh, keduanya perlahan membuka ruang untuk menyembuhkan luka lama.

Junior adalah film yang lembut dan menyentuh tentang keluarga, harapan, dan keberanian untuk tumbuh di tengah kesedihan. Dengan sentuhan humor, visual yang penuh warna, dan narasi emosional yang membumi, film ini mengingatkan kita bahwa menjadi “kecil” bukan berarti tidak penting — dan terkadang, anak-anaklah yang paling tahu cara menyatukan hati yang patah.