Jalan Pulang adalah drama keluarga yang menghangatkan hati, tentang penyesalan, pengampunan, dan pencarian makna sejati dari sebuah rumah. Dengan nuansa lokal yang kuat dan emosi yang jujur, film ini mengajak penonton untuk merenung: kadang, untuk menemukan arah hidup, seseorang harus terlebih dahulu menemukan jalan pulang.

Setelah lebih dari satu dekade merantau ke luar negeri demi karier, Dimas (35), seorang arsitek sukses di Jakarta, dipaksa pulang ke kampung halamannya di Jawa Tengah karena kabar ayahnya yang sakit keras. Kepulangannya tidak sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan emosional yang membangkitkan kembali kenangan, luka lama, dan hubungan yang telah lama renggang. Dimas yang selama ini menghindari masa lalu, kini harus menghadapi keluarga yang ia tinggalkan dan kampung yang tak lagi sama.

Di desa itu, ia kembali bertemu dengan Laras, cinta pertamanya yang kini menjadi guru sekolah dasar dan masih menyimpan amarah serta pertanyaan yang belum pernah terjawab. Hubungan mereka perlahan mencair seiring Dimas mulai membuka hati dan menyadari bahwa kesuksesan yang ia kejar di kota besar tidak pernah benar-benar mengobati kekosongan di dalam dirinya. Namun, konflik kembali muncul ketika rahasia keluarganya terbongkar—bahwa kepergiannya dulu bukan sepenuhnya pilihannya.

Sementara kondisi ayahnya semakin memburuk, Dimas terjebak dalam dilema antara tanggung jawab masa kini dan masa lalu yang terus menghantuinya. Ia mulai mempertanyakan arti rumah, keluarga, dan tujuan hidupnya yang selama ini ia banggakan. Perjalanan pulang ini mengubah cara pandangnya terhadap hidup, dan ia mulai merangkai ulang jalinan yang telah lama putus, baik dengan keluarganya maupun dirinya sendiri.