I’m Still a Superstar film dokumenter Sutradara Marc Pujolar
I’m Still a Superstar (2025) adalah sebuah komedi drama yang mengisahkan perjalanan hidup Lara West, seorang mantan bintang pop yang dulu mendominasi panggung dunia hiburan. Setelah karir musiknya merosot akibat skandal dan perubahan tren musik, Lara harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ia telah dilupakan oleh banyak orang. Namun, dengan karakter yang kuat dan semangat yang tak mudah padam, ia memutuskan untuk kembali ke industri hiburan, berusaha membuktikan bahwa ia masih memiliki daya tarik dan relevansi, meskipun usianya sudah tak muda lagi.
Lara mulai menghadapi berbagai tantangan ketika mencoba menyesuaikan diri dengan dunia hiburan modern yang lebih terfokus pada media sosial dan tren viral. Berjuang untuk kembali ke panggung, ia harus berhadapan dengan generasi baru selebritas yang lebih muda dan lebih beradaptasi dengan teknologi. Di sisi lain, masalah pribadi juga tidak lepas dari Lara—pernikahannya yang hancur, hubungan yang renggang dengan anak-anaknya, dan perasaan kesepian yang ia coba sembunyikan. Namun, dengan dukungan dari teman-teman lamanya dan beberapa kolaborasi tak terduga, Lara mulai menemukan kembali semangatnya, sekaligus belajar menerima perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
Seiring perjalanan Lara, cerita ini menggali tema-tema tentang usia, pengakuan, dan pencarian identitas di dunia yang terus berubah. Di satu sisi, I’m Still a Superstar adalah cerita yang penuh dengan momen-momen humor dan kekonyolan yang khas dari dunia selebritas, namun di sisi lain, film ini juga menyentuh isu-isu yang lebih mendalam tentang bagaimana seseorang yang pernah berada di puncak karir harus berjuang untuk mempertahankan relevansi mereka, bahkan ketika dunia seakan-akan sudah melupakan mereka. Lara tidak hanya ingin kembali ke panggung, tetapi juga ingin menemukan kembali siapa dirinya di luar sorotan kamera.
Dalam klimaks yang penuh emosi, Lara akhirnya mendapatkan kesempatan besar untuk tampil di panggung besar lagi, namun kali ini bukan untuk membuktikan sesuatu kepada orang lain, melainkan untuk dirinya sendiri. Ketika ia tampil di hadapan ribuan penggemar, termasuk yang baru dan yang lama, ia menyadari bahwa keberhasilan sejati bukan terletak pada popularitas, tetapi pada kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. I’m Still a Superstar berakhir dengan pesan yang kuat tentang penerimaan diri, perjalanan hidup yang terus berlanjut, dan pentingnya menemukan kebahagiaan di dalam diri sendiri—tanpa bergantung pada pengakuan orang lain.