Hedda wanita yang terperangkap dalam masyarakat patriarkal
Hedda (2025) adalah sebuah adaptasi modern dari karya klasik Hedda Gabler oleh Henrik Ibsen, yang menyelami ketegangan psikologis, ambisi, dan pencarian kebebasan dalam kehidupan seorang wanita yang terperangkap dalam masyarakat patriarkal. Film ini mengikuti Hedda, seorang wanita muda yang baru saja menikah dengan Tesman, seorang akademisi yang sukses namun membosankan. Meskipun kehidupan luar tampaknya sempurna, Hedda merasa terperangkap dalam peran yang dipaksakan oleh masyarakat dan suaminya, merasa dirinya lebih dari sekadar istri dan pengurus rumah tangga. Dia mendambakan kebebasan, petualangan, dan kekuasaan—sesuatu yang ia rasa tidak pernah ia dapatkan.
Ketika masa depan tampaknya mulai ditentukan oleh peran sosial yang sudah digariskan untuknya, Hedda bertemu dengan Eilert Loevborg, seorang penulis ambisius yang pernah menjadi kekasihnya di masa lalu. Eilert kembali ke kota dengan sebuah karya besar yang ia harap akan mengubah hidupnya, tetapi kedatangannya justru membawa kembali ketegangan dalam kehidupan Hedda. Dalam dirinya, Hedda melihat potensi untuk melarikan diri dari kekakuan hidupnya, tetapi juga ancaman terhadap kontrol yang ia coba pertahankan atas dunia di sekitarnya. Ketertarikan kembali pada Eilert membuka peluang baru baginya—tetapi juga semakin memburukkan keadaan.
Bergulat dengan kecemasan, kebosanan, dan hasrat yang tak terungkapkan, Hedda mulai merencanakan langkah-langkah untuk memanipulasi dan mengendalikan orang-orang di sekitarnya, termasuk suaminya Tesman, Eilert, dan teman-teman lainnya. Namun, setiap keputusan yang ia buat justru semakin mengarah pada kehancuran, baik bagi dirinya maupun orang-orang yang ia coba kendalikan. Ketegangan semakin meningkat ketika Hedda terjebak dalam kebohongan dan permainan berbahaya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit bahwa kebebasan yang ia cari mungkin hanya ilusi belaka.
Di puncak film, Hedda menampilkan sebuah akhir yang tragis dan menggugah, di mana keputusan-keputusan Hedda yang penuh dengan manipulasi dan pengkhianatan akhirnya menghancurkan hidupnya sendiri. Menggali tema tentang kontrol, kebebasan, dan penyesalan, film ini menggambarkan perjuangan seorang wanita untuk menemukan identitasnya di dunia yang terbatas oleh harapan sosial. Dengan akhir yang penuh ketegangan dan pertanyaan tentang kebebasan sejati, Hedda mengajak penonton untuk merenungkan apa arti kebebasan sebenarnya dalam kehidupan yang penuh dengan keterikatan dan pengorbanan.