Getih Ireng film horror disutradarai oleh Tommy Dewo
Getih Ireng menceritakan Pram dan Rina, pasangan suami istri yang sudah lama mendambakan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka. Sayangnya, kebahagiaan itu terus tertunda karena Rina mengalami keguguran berulang kali. Rasa putus asa dan keinginan kuat untuk memiliki keturunan membalut hubungan mereka, membuat setiap kegagalan menjadi luka emosional yang mendalam.
Namun, di balik terlambatnya kehamilan Rina bukan hanya faktor medis atau keberuntungan — ada sesuatu yang supranatural yang mulai mengganggu kehidupannya. Kehidupan rumah tangga mereka berubah ketika Rina mulai diganggu oleh mimpi‑buruk misterius dan kemunculan sosok kakek tua yang menyeramkan. Sosok ini bukan hanya muncul secara visual, tetapi juga memiliki efek yang nyata pada kondisi kehamilan Rina.
Semakin hari, ancaman gaib itu menjadi semakin intens. Rina harus menghadapi mimpi buruk yang kian mengusik, teror yang mulai memengaruhi kesehariannya, bahkan saat dia berada di trimester ketiga kehamilannya. Di tengah tekanan batin akibat kehilangan berkali‑kali, Pram juga merasa tidak berdaya, berjuang mencari jawaban dan cara untuk melindungi istrinya dan calon anak mereka. Ketegangan emosional pun menguat lantaran di satu sisi ada rasa takut kehilangan lagi, dan di sisi lain harapan yang tak ingin padam.
Konflik akhirnya mengungkap bahwa teror tersebut bukan hanya tentang kehilangan atau duka semata, melainkan sesuatu yang lebih gelap: santet yang disebut Getih Ireng, entitas yang menyerang garis keturunan melalui darah dan keturunan pasangan tersebut. Rina dan Pram harus menghadapi bukan hanya gangguan spiritual, tetapi juga mengambil langkah‑berani untuk menghentikan kutukan itu agar tidak terus menghancurkan rumah tangga mereka. Film diakhiri dengan pertarungan melawan kekuatan gaib yang membingungkan antara iman, pengorbanan, dan cinta — di mana mereka harus memilih apakah akan terus hidup dalam ketakutan atau bangkit demi masa depan.