Frozen Hot Boys (2025) adalah drama komedi romantis bertema survival yang penuh kejutan dan kehangatan. Dengan latar salju yang memukau dan dinamika karakter yang memikat, film ini menyuguhkan campuran kocak dan haru, menyampaikan pesan bahwa terkadang, untuk benar-benar mengenal diri sendiri, kita harus benar-benar membeku terlebih dahulu.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang penuh tekanan dan tuntutan, sekelompok pria muda dengan penampilan menawan dan kepribadian beragam memutuskan untuk kabur dari rutinitas. Mereka mendaftar dalam sebuah program retret eksklusif ke wilayah bersalju terpencil di pegunungan, yang menjanjikan “detoks digital, penyembuhan batin, dan kedamaian jiwa.” Namun sesampainya di sana, mereka malah terjebak oleh badai salju hebat yang membuat mereka terisolasi dari dunia luar.

Tanpa sinyal, makanan cukup-cukupan, dan perlengkapan seadanya, para “hot boys” ini harus belajar bertahan hidup—dengan semua konflik, kelucuan, dan dinamika khas kelompok pria yang terlalu lama terkurung bersama. Dari fashion influencer yang panik kehilangan followers, atlet yang tak bisa duduk diam, hingga programmer introvert yang ternyata punya sisi heroik, setiap karakter menunjukkan sisi mereka yang tak pernah ditampilkan di media sosial.

Ketika suhu semakin turun dan situasi makin genting, mereka mulai menyadari bahwa retret ini bukan sekadar ujian fisik, tapi juga perjalanan emosional yang menyentuh—tentang persahabatan, ego, dan pencarian makna sejati dalam hidup. Ketegangan dan romansa yang tak terduga mulai tumbuh, mencairkan jarak di antara mereka. Perlahan, mereka berubah dari sekadar “hot boys” menjadi pria-pria yang lebih hangat secara emosional—meski dunia di luar sana membeku.