Episode ditutup dengan keberangkatan tim kecil dari Distrik Bawah menuju permukaan. Kei, Rudo, dan Nina bergerak diam-diam melalui saluran rel tua, sementara Aira tetap tertidur, dijaga oleh para pemberontak yang tersisa. Di menit-menit terakhir, terlihat bahwa Kael Thorne telah mengaktifkan Unit Alpha, dan makhluk humanoid yang terbuat dari logam hitam bangkit di dalam kapsul kristal merah. Ia membuka mata dan berbisik satu kata: “Kei.” Pertarungan antara dua warisan senjata hidup telah resmi dimulai. Untuk Film Yang Dideskripsikan Di Atas Hanya Bisa Ditonton Di Kokofilm21
Episode kelima dibuka dengan kondisi tragis di Distrik Bawah. Para penyintas berkumpul di ruang bawah tanah tua, merawat luka dan mengubur mereka yang gugur. Kei duduk diam di samping Aira yang masih tidak sadarkan diri, diliputi rasa bersalah dan ketakutan terhadap dirinya sendiri. Rudo, yang kini berada di tengah kelompok, mencoba membangun kepercayaan dengan para pemberontak. Ia mulai berbagi informasi penting tentang Proyek Hypermind dan mengungkapkan bahwa Neoterra sedang mempersiapkan peluncuran senjata baru bernama Black Iris, senjata orbital yang bisa memusnahkan wilayah dalam hitungan detik.
Sementara itu, The Pale Coil sedang merencanakan fase selanjutnya. Sahl Gram, meski gagal mengambil Hyper Knife, tidak kembali dalam kekalahan. Ia membawa data rekaman pertarungan Kei dalam mode “Berserker” ke markas mereka, membuktikan bahwa subjek sinkronisasi sudah mencapai tahap penuh. Para pemimpin Pale Coil pun mulai mempersiapkan rencana besar: membangkitkan Unit Alpha, senjata hidup pertama yang gagal dikendalikan, dan menjadikannya lawan terakhir Kei. Namun, di balik layar, seorang tokoh misterius bernama Kael Thorne mulai mengintervensi misi mereka, menyebut bahwa tujuan asli Hyper Knife bukan untuk perang—melainkan untuk “penghakiman peradaban”.
Kei perlahan bangkit kembali, dibantu oleh Rudo dan seorang penyintas remaja bernama Nina yang diam-diam mengaguminya. Bersama, mereka mulai menyusun rencana untuk menyusup ke menara pusat Neoterra dan menghentikan peluncuran Black Iris. Namun, tantangan psikologis Kei makin berat—Hyper Knife kini terus “berbicara” dalam pikirannya, memperlihatkan kilasan kehancuran kota-kota lain yang dulu pernah dihancurkan oleh pemilik sebelumnya. Kei mulai mempertanyakan apakah ia masih manusia, atau hanya wadah bagi kehendak senjata kuno.
There are no reviews yet.