Di Balik Pintu Kematian film horror disutradarai Ganank Dera
Di Balik Pintu Kematian Film dimulai dengan Anisa dan Rahmat, sepasang kekasih yang telah lama merencanakan untuk membeli rumah impian mereka. Setelah berbagai usaha dan pengorbanan, mereka akhirnya berhasil pindah ke sebuah rumah tua di kawasan Bogor/Cianjur, Jawa Barat. Rumah tersebut tampak ideal dari luar: lingkungan tenang, arsitektur klasik, dan suasana yang penuh karakter. Namun, sejak pertama kali tinggal di sana, Anisa mulai merasakan ada sesuatu yang tidak biasa — pintu-pintu di rumah itu terasa berat, ada suara ketukan misterius dari balik tembok, dan kehadiran bayangan gelap yang muncul sesekali menjelang malam.
Ketegangan meningkat ketika Anisa bertemu dengan sosok pria misterius yang muncul tiba‑tiba di sekitar rumah, membangkitkan kalimat‑kalimat samar yang terus terngiang di kepalanya. Rahmat, yang awalnya merasionalisasi semua gejala itu sebagai akibat dari stres pindahan dan kelelahan, secara bertahap menjadi percaya bahwa ada kekuatan lain yang bekerja. Terlebih ketika mereka menemukan bahwa rumah tersebut dulunya pernah menjadi saksi kematian tragis — seorang penghuni sebelumnya meninggal dalam kondisi yang mengerikan di ruang dalam rumah, dan cerita itu ternyata tidak sepenuhnya ‘tertabrak waktu’: rumor tentang saksi, suara wanita berbisik, serta pintu yang menyembunyikan ruang rahasia terendus oleh Anisa.
Semakin malam, teror di balik pintu rumah itu makin nyata. Anisa makin sering melihat bayangan hitam berdiri di depan jendela dapur atau muncul di ruang tengah, seperti menunggu kesempatan untuk menembus ke ruang hidup mereka. Seusai pijakan kaki di loteng, suara tangisan di dalam lemari pakaian, dan kelembapan udara yang tiba‑tiba berubah dingin di salah satu kamar membuat keduanya mulai tidur tak nyenyak, paranoid setiap lampu padam. Rahmat, yang mencoba merekam suara atau mengambil video malam hari untuk membuktikan bahwa itu bukan hanya imajinasi Anisa, malah menemukan bukti yang justru menegaskan bahwa ada satu “pintu kematian” di rumah itu — sebuah pintu yang sepertinya menjadi portal atau semacam gerbang antara alam nyata dan tak kasat mata.
Konflik puncak muncul ketika Anisa dan Rahmat menyadari bahwa untuk selamat, mereka harus menghadapi asal mula kekuatan gelap di rumah tersebut. Mereka menggali sejarah rumah dan pemilik‑pemilik sebelumnya, menemukan bahwa tragedi lama yang melibatkan pengkhianatan, kematian mendadak, dan rahasia yang terkubur dalam dinding rumah menjadi akar dari gangguan paranormal. Pada klimaks, Anisa berada di ambang kehilangan kewarasannya saat sosok misterius di balik pintu mencoba menariknya masuk ke kegelapan — sementara Rahmat berjuang keras untuk menyelamatkannya, baik secara fisik maupun mental. Film ditutup dengan suasana yang menggantung: pintu itu tetap tertutup, tetapi bayangan dan bisikan masih ada, memberi kesan bahwa meskipun mereka lolos dari momen paling gelap, tidak semua hal di balik pintu kematian itu telah selesai.