Deyaler Desh film romantis‑drama sutradara oleh Mishuk Moni
Deyaler Desh adalah sebuah film romantis‑drama dari Bangladesh, sebuah debut sebagai sutradara dan penulis oleh Mishuk Moni. Film ini dibintangi oleh Sariful Razz sebagai Boishakh dan Shobnom Bubly sebagai Nohor. Cerita dimulai ketika Boishakh, setelah bertahun‑tahun terpisah dari Nohor, menemukan tubuhnya yang sudah meninggal di ruang mayat rumah sakit — perempuan yang dulu pernah menjadi kekasihnya tujuh tahun lalu.
Terhenyak oleh kematian dan terobsesi oleh kenangan lama, Boishakh tidak bisa menerima kenyataan bahwa Nohor telah tiada begitu saja. Dalam kondisi tertekan secara emosional, ia membuat keputusan yang ekstrem: mencuri jenazah Nohor dari kamar mayat dan membawanya pergi untuk menghabiskan waktu 24 jam bersama tubuhnya. Tindakan ini bukan hanya sebagai pelarian dari penderitaan, tetapi juga usaha untuk menghadapi dan mengeksplorasi perasaan cinta, kehilangan, dan penyesalan yang belum pernah ia sajikan selama ini.
Film kemudian mengeksplorasi dinamika psikologis dan emosional antara Boishakh dan kenangan akan Nohor. Melalui waktu singkat 24 jam itu, Boishakh menghadapi bayang‑bayang masa lalu mereka bersama—kenangan manis, rasa bersalah, apa yang belum pernah dikatakan, dan dilema apakah hubungan mereka benar‑benar pernah selesai. Diam dan keheningan di sekitar jenazah menjadi ruang bagi refleksi dan dialog batin, di mana Boishakh terguncang oleh pertanyaan tentang cinta yang tak pernah benar‑benar padam, serta batas antara hidup dan mati.
Secara visual dan tematik, Deyaler Desh memilih pendekatan yang tidak biasa — bukannya mengejar ketegangan melalui tindakan ekstrem, ia malah mendalami nuansa duka, rindu, dan romantisme yang tersisa dari hubungan yang telah tiada. Penonton diajak menyelami bagaimana manusia menghadapi kehilangan, bagaimana kenangan bisa menjadi pengikat kuat antara masa lalu dan sekarang, dan bagaimana keheningan terkadang lebih keras daripada kata‑kata. Di akhir, film ini bukan hanya menunjukkan tentang cinta atau kehilangan, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa berdamai — atau tetap bergulat — dengan ruang kosong yang ditinggalkan seseorang yang dicintai.