Cu Li Never Cries 2025 Mrs Nguyện, seorang wanita pekerja sederhana yang lama hidup jauh dari tanah kelahiran, mendapati dirinya kembali ke Vietnam setelah kematian suami Jermannya yang sudah lama berpisah darinya. Ia membawa pulang abu sang suami dan sebuah primata langka, seekor kera pygmy slow loris yang disebut “Cu Li”. Kehadiran warisan ini membangkitkan kenangan-yang tertunda serta rasa kehilangan yang selama ini ia pendam.

Kembalinya ke kota kelahirannya menghadirkan kontras antara apa yang dulu ia kenal dan apa yang kini ia jumpai — kota yang familiar sekaligus asing. Perjalanan Mrs Nguyện bukan sekadar fisik, tapi juga perjalanan batin menelusuri jejak masa lalu, identitas, serta bagaimana pilihan-pilihan hidupnya meresap ke generasi penerus.

Sementara itu, keponakan Mrs Nguyện, Vân, tengah mempersiapkan pernikahannya. Ia dalam kondisi yang tak sepenuhnya aman: terhitung lebih muda, dengan beban masa depan yang belum pasti dan bayangan hidup yang tak bisa sepenuhnya ia kendalikan. Vân menghadapi dilema generasi baru — antara tradisi dan kebebasan, antara koneksi dengan keluarga lama dan dorongan hidup modern. Kedua kisah ini berjalan secara paralel — Mrs Nguyện menatap ke belakang, Vân menatap ke depan — namun keduanya diikat oleh tema yang sama: kerentanan manusia terhadap waktu, memori, dan perubahan. Kontras antara masa yang telah hilang dan masa yang akan datang menjadi landasan emosional film ini.

Film ini dibingkai dengan sinematografi hitam-putih yang elegan, menciptakan suasana yang melampaui realisme biasa menjadi sedikit seperti mimpi — lorong-kenangan, sudut kota yang berubah, serta kehadiran primata Cu Li sebagai saksi yang diam terhadap waktu yang terus bergulir. Di akhirnya, “Cu Li Never Cries” bukan hanya tentang kehilangan atau pernikahan, tapi tentang bagaimana kita mencoba menyambung kembali benang-yang putus antara masa lalu dan masa depan — serta bagaimana kita menjalani saat ini di tengah gema sejarah, memori, dan harapan yang belum jelas.