Blue Moon kisah seorang penulis berjuang melawan alkoholisme
Blue Moon (2025) berkisah tentang Elara Quinn, seorang fotografer muda yang kehilangan arah setelah kematian kakaknya. Untuk mencari ketenangan, ia kembali ke kampung halamannya—sebuah kota kecil pesisir yang hanya diterangi cahaya biru bulan purnama setiap 20 tahun. Namun kehadirannya memicu kembali kenangan lama dan rahasia yang selama ini dikubur oleh keluarganya. Ketika fenomena “Blue Moon” semakin dekat, Elara mulai mengalami penglihatan aneh yang menghubungkannya dengan masa lalu kelam kota tersebut.
Dalam proses mencari jawaban, Elara bertemu kembali dengan Rowan Hale, sahabat masa kecilnya yang kini menjadi penjaga mercusuar. Rowan tampak tahu lebih banyak tentang tragedi yang menimpa kakaknya, tetapi memilih diam demi melindungi dirinya sendiri. Hubungan mereka yang dulu hangat berubah penuh ketegangan ketika Elara semakin memaksa membuka kebenaran. Sementara itu, kota pesisir yang sunyi itu tampak menyimpan ketakutan kolektif yang tak pernah dibicarakan secara terang-terangan.
Saat Elara menyusuri arsip tua, catatan hilang, dan rekaman malam terakhir sang kakak, ia menemukan jejak kultus kuno yang berkaitan dengan fenomena Blue Moon. Kultus tersebut meyakini bahwa cahaya bulan biru dapat membuka “gerbang” bagi jiwa-jiwa yang tersesat. Penelusuran ini membuat Elara menjadi target mereka, dan ia harus memilih antara menyelamatkan dirinya atau mengungkap kebenaran yang bisa mengubah nasib kota tersebut selamanya.
Pada puncaknya, Blue Moon (2025) menghadirkan dilema emosional ketika Elara menyadari bahwa kebenaran tidak selalu mampu membawa kedamaian. Ia harus berdamai dengan luka masa lalu sambil memutus siklus rahasia yang menghantui keluarganya. Film ini memadukan misteri atmosferik, drama keluarga, dan keindahan visual yang memukau—mengajak penonton bertanya: sejauh apa seseorang berani menembus kegelapan demi menemukan cahaya yang sesungguhnya?