Algea: God of Pain (2024) adalah film horor-thriller dengan sentuhan mitologi dan tema psikologis mendalam. Disutradarai oleh JD Allen, film ini mengambil plot gelap dan introspektif, mengajak penonton memasuki dunia di mana penderitaan bukan hanya mula batin—tapi entitas yang menuntut untuk dirasakan.

Seorang pria terbangun di tengah jalan tanpa ingatan tentang siapa dirinya atau bagaimana ia bisa sampai ke situ. Perlahan, ia menyadari bahwa ia bukan hanya harus menghadapi kondisi amnesia, tetapi juga kekuatan gelap bernama Algea—manifesiasi kuno dari kesedihan dan penderitaan yang kini dikurung di dalam dirinya. Film ini mengajak penonton ke dalam kegelapan batin, di mana karakter utama mesti menghadapi trauma dan rasa sakit yang lebih dalam daripada sekadar luka fisik.

Algea, yang dimainkan sebagai sosok supranatural, bukan entitas eksternal biasa—melainkan representasi metafora dari penderitaan manusia. Ketika wabah kesedihan ini mulai merembes keluar, protagonis menghadapi dilema: apakah ia hendak bebas dari rasa sakit itu, atau membiarkannya tetap hidup sebagai pengingat dari masa lalu? Konfrontasi dengan makhluk ini memaksa sang tokoh untuk menggali lebih dalam luka emosional yang belum sembuh.

Dengan atmosfir tegang dan visual melankolis, film ini mengeksplorasi bagaimana karakter utama mencoba merekonstruksi identitasnya melalui puing-puing ingatan dan konflik batin. Meski konsepnya kuat dan mampu membangun nuansa yang menekan, beberapa elemen naratif tertahan oleh skenario yang terasa terpecah dan sinematografi yang berusaha terlalu keras menciptakan suasana misterius.