Guns & Moses film bergenre crime Sutradara: Salvador Litvak
Guns & Moses (2024) Di sebuah kota kecil terpencil di gurun California, kita bertemu dengan Rabbi Mo Zaltzman — sosok pemimpin komunitas Yahudi Hasidik yang dikagumi, pendamai, dan menekankan nilai kasih serta perlindungan antar sesama. Ketika sekali perayaan komunitasnya berubah jadi tragedi — sinagoga dan para jemaatnya diserang secara brutal oleh kekuatan luar — Mo menghadapi kenyataan pahit bahwa kedamaian yang selama ini ia jaga bisa saja luluh lantak dalam sekejap.
Pihak berwajib dengan cepat menangkap seorang remaja nasionalis kulit putih yang sebelumnya telah mengancam komunitas tersebut, dan publik segera yakin bahwa kasus pun berakhir. Namun Rabbi Mo tidak percaya bahwa pemuda itu adalah pelaku utama — intuisi dan ketaatan batinnya menuntunnya pada keraguan. Sendirian, dan tanpa dukungan dari lembaga yang dipercaya, Mo memutuskan untuk mengambil alih penyelidikan. Ia harus menavigasi antara kepercayaannya sebagai pemimpin rohani dan kebutuhan akan tindakan nyata untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.
Ketika rangkaian pembunuhan dan kekerasan semakin bertambah, Mo menyadari bahwa musuh yang dihadapinya jauh lebih kompleks daripada sekadar satu pelaku ekstrem. Dengan bantuan seorang penyintas Holocaust yang membawa beban masa lalu dan keahlian tak terduga, serta seorang walikota yang juga terlibat, Mo harus belajar menggunakan senjata — sesuatu yang bertentangan dengan nilai hidupnya. Ia harus menghadapi dilema etis: apakah ia bersedia menarik pelatuk untuk melindungi umatnya, atau tetap setia pada prinsip tak-kekerasan yang telah lama ia pegang? Ketegangan naik saat ia menyadari bahwa kebenaran bisa datang dengan konsekuensi penuh darah dan pengkhianatan.
Di klimaksnya, Mo berhasil menyingkap konspirasi yang mencengangkan — bukan hanya soal kebencian terang-terangan, tetapi kekuatan tersembunyi yang memanfaatkan ketakutan, identitas, dan sejarah. Film ini menutup dengan catatan bahwa perlindungan komunitas dan identitas sendiri kadang memaksa individu keluar dari zona nyaman, bahkan jika itu berarti menghadapi bayangan diri sendiri. Dengan gaya neo-barat yang memadukan aksi, misteri, dan refleksi budaya, Guns & Moses mengajak penonton mempertanyakan: kapan sebuah komunitas cukup hanya percaya pada doa — dan kapan ia harus mengambil langkah nyata?