Scurry (2024) Saat kota sedang dilanda kehancuran — sebuah serangan monster mutan misterius menghancurkan jaringan bawah tanah dan infrastruktur — dua orang asing ditemukan terperangkap di sebuah terowongan yang runtuh di bawah permukaan. Pria tersebut adalah Mark, seorang pria keluarga dengan segalanya untuk hidup, dan Kate, sosok yang tampak tangguh namun luka dan traumatis dengan masa lalu yang belum jelas. Mereka terjebak bersama di kegelapan, terputus dari permukaan, dan hanya memiliki sedikit waktu serta sumber daya untuk bertahan.

Kondisi mereka makin memburuk: Mark mengalami cedera serius, Kate juga terluka dan kehabisan segala bekal. Terowongan yang mereka lalui semakin menyempit, dinding-dinding runtuh, lampu dan sinyal hilang, dan di balik bayang-bayang muncul sesuatu yang tak mereka lihat secara jelas — sesuatu yang bergerak cepat, mengintai, dan tak kenal lelah. Ketakutan fisik dan psikologis mulai menekan.

Sepanjang perjalanan melarikan diri, Mark dan Kate bukan hanya melawan monster atau ruang yang menekan — mereka juga harus bergulat dengan saling percaya dan rasa bersalah. Kate tampak menyimpan rahasia, sementara Mark harus mengevaluasi harapan dan keluarganya yang mungkin sudah hilang. Dalam suasana yang semakin menekan, konflik internal antar karakter tumbuh, memperkuat ketegangan bahwa musuh terbesar kadang bukan hanya makhluk luar, tapi juga diri sendiri dan orang di samping kita.

Film ini secara visual memilih gaya pengambilan gambar seakan satu long-take real-time, menciptakan pengalaman yang intens dan mencekam dari dalam kegelapan terowongan. Walau film ini menerima kritik atas pacing dan pengembangan karakter yang dinilai kurang, banyak penonton menghargai cara ia menyalakan ketakutan primal: terjebak, terluka, kehabisan waktu, dan dikejar tanpa tahu oleh apa.