Without Blood film drama Sutradara: Angelina Jolie
Without Blood (2025) Pada masa setelah perang yang tidak disebutkan secara eksplisit, kita diperkenalkan pada Nina (diperankan oleh Salma Hayek), seorang wanita yang masih diliputi bayang‑bayang trauma besar dari masa lalu. Saat masih kecil, keluarga Nina menjadi korban kekerasan pembalasan: sebuah kelompok bersenjata mendatangi rumah mereka yang terpencil, dan Nina selamat dengan menyembunyikan diri dalam sunyi sambil menyaksikan kehancuran di sekitarnya. Beberapa dekade kemudian, ia kembali ke kota besar, membawa dendam dan rasa sakit yang tak terucapkan — sebuah beban yang memicu langkahnya untuk menghadapi masa lalu.
Di sisi lain, kita bertemu Tito (diperankan oleh Demián Bichir), yang dulu masih muda saat tindakan kekerasan itu terjadi dan kini hidup dalam bayang‑bayang tindakan yang telah dilakukannya atau yang ia saksikan. Saat Nina datang menemui Tito lewat sebuah kios lotere sederhana, ia membawa serta serta rasa ingin tahu dan dendam yang telah lama dipendam. Kedatangan Nina memaksa Tito untuk menghadapi kebenaran: bukan hanya tentang apa yang terjadi, tetapi juga tentang siapa mereka setelah peristiwa tersebut.
Keduanya kemudian memulai sebuah dialog panjang — bukan dialog biasa, melainkan konfrontasi emosional di mana Nina dan Tito saling menggali kenangan, penyesalan, dan tanggung jawab. Nina menuntut jawaban atas apa yang terjadi pada keluarganya, sementara Tito menantang gagasan pembalasan dan kekerasan yang tak pernah benar‑benar selesai. Film ini menampilkan bagaimana luka perang tidak hanya berdampak pada korban langsung, tetapi juga mengubah arah hidup mereka yang selamat dan yang selamat dari tindakan mereka sendiri.
Pada akhirnya, Without Blood bukan sekadar kisah pembalasan dendam atau rekonsiliasi — ia adalah renungan tentang bagaimana manusia mencoba hidup setelah kekerasan besar, bagaimana mereka mempertanyakan identitas dan moralitas mereka, dan apakah ada jalan keluar dari lingkaran luka tersebut. Dengan gaya visual yang elegan namun suasana yang penuh beban, sutradara Angelina Jolie menghadirkan sebuah film yang mengundang pemikiran: apakah kekerasan pernah bisa dibayar lunas, dan apakah hidup “tanpa darah” benar‑benar mungkin setelah semua yang terjadi?