Everybody Loves Me When I’m Dead film bergenre comedy-crime
Everybody Loves Me When I’m Dead (2025) Toh adalah seorang pegawai bank yang hidup sederhana dan berdedikasi sebagai ayah keluarga. Tekanan hidup makin berat ketika teknologi mulai mengancam pekerjaannya dan tagihan sekolah internasional untuk anaknya menumpuk. Dalam keputusasaan, Toh bekerja sama dengan Petch, kolega muda yang ambisius, setelah Petch menemukan rekening tak aktif milik seorang nasabah yang sudah meninggal dan tidak memiliki ahli waris — berisi uang sebesar 30 juta baht. Toh melihat ini sebagai kesempatan untuk menyelamatkan keluarganya dari jurang finansial yang semakin melebar.
Apa yang awalnya tampak sebagai rencana yang relatif sederhana dan licin, cepat berubah menjadi mimpi buruk. Uang tersebut menarik perhatian pihak berbahaya, termasuk kriminal lokal yang tidak tinggal diam ketika mengetahui potensi keuntungan dari kekayaan nasabah yang “terlupakan” itu. Akhirnya, Toh dan Petch terjerat dalam bahaya yang jauh lebih besar daripada hanya risiko hukum — nyawa dan keselamatan mereka kini dipertaruhkan.
Konflik ini juga menciptakan gesekan internal antara Toh dan Petch sendiri. Toh, yang awalnya tampak sebagai orang yang memegang prinsip dan bertindak karena keinginan melindungi keluarganya, mulai merasakan beban moral atas pilihan-pilihannya. Sementara itu, Petch semakin terdorong oleh keinginan untuk cepat keluar dari kesulitan hidupnya, dan terkadang membuat keputusan yang memperburuk keadaan. Persahabatan dan loyalitas diuji saat situasi makin kacau.
Pada akhirnya, Everybody Loves Me When I’m Dead menjadi kisah penuh ketegangan dan tragedi — tentang bagaimana keputusasaan bisa menggiring seseorang melangkah ke jalur yang membahayakan dirinya sendiri dan orang-orang yang dicintainya. Film ini menggambarkan konflik antara keinginan untuk “melakukan yang benar” dan godaan solusi cepat yang tidak etis, serta konsekuensi berat dari pilihan tersebut ketika aturan moral dilanggar.