Swiped (2025) adalah sebuah film komedi romantis yang menggali dunia kencan modern melalui aplikasi online, di mana teknologi sering kali mengaburkan batas antara cinta sejati dan hubungan yang hanya didasarkan pada ketertarikan fisik semata. Film ini mengikuti kisah Adam (diperankan oleh Jack Harlow), seorang pemuda ambisius yang menciptakan aplikasi kencan revolusioner bernama “Swipe”, yang memungkinkan penggunanya untuk menemukan pasangan hidup dalam hitungan detik. Namun, di balik kesuksesan aplikasi tersebut, Adam mulai menyadari bahwa teknologi yang ia ciptakan justru merusak cara orang berhubungan dan memperburuk kesepian sosial.

Ketika aplikasi Swipe menjadi viral, Adam bertemu dengan Maya (diperankan oleh Kiersey Clemons), seorang pengguna yang skeptis terhadap konsep kencan digital. Maya, seorang wanita yang percaya pada hubungan yang lebih mendalam dan organik, mulai mengkritik cara dunia kencan telah berubah sejak aplikasi semacam Swipe muncul. Walaupun Adam terpesona dengan Maya, ia terjebak dalam dilema besar: mempertahankan aplikasi yang sukses secara finansial namun menghancurkan kehidupan emosional banyak orang, atau mengubah arah dan menemukan cara yang lebih sehat untuk menghubungkan orang-orang.

Sementara itu, Adam dan Maya mulai mengembangkan hubungan yang lebih dekat, meski tantangan dalam mempertahankan hubungan tersebut semakin berat karena perbedaan pandangan mereka tentang cinta. Maya menantang Adam untuk melihat lebih jauh daripada sekadar swipe kanan atau kiri, dan mulai menunjukkan kepadanya bagaimana dunia kencan seharusnya berjalan secara lebih autentik. Adam mulai menyadari bahwa teknologi, meskipun menawarkan kenyamanan, tidak bisa menggantikan kedalaman perasaan yang terjalin melalui koneksi nyata antar individu.

Film ini berakhir dengan sebuah twist yang mengejutkan, di mana Adam harus membuat keputusan besar yang akan mempengaruhi tidak hanya masa depannya, tetapi juga masa depan banyak orang yang telah menjadi bagian dari dunia aplikasi kencan tersebut. Swiped adalah sebuah refleksi kritis terhadap bagaimana teknologi membentuk hubungan manusia, sambil menawarkan pandangan yang lebih humanis tentang bagaimana kita bisa kembali menemukan makna sejati dalam cinta, meski berada di tengah dunia yang serba instan dan terkadang dangkal. Dengan humor yang menghibur, film ini mengajak penonton untuk berpikir tentang dampak dari kemajuan teknologi dalam kehidupan sosial dan emosional kita.