Nimma Vasthugalige Neeve Javaabdaararu film drama thriller
Nimma Vasthugalige Neeve Javaabdaararu (2025) Di tengah kesibukan kota Bengaluru yang semakin padat dan penuh tuntutan, Raghav, seorang karyawan call center berusia 30-an, menjalani hidup yang teratur namun kosong. Setiap harinya ia terjebak dalam rutinitas: bangun, bekerja, pulang, tidur — tanpa ruang untuk merenung. Suatu hari, ketika sedang dalam perjalanan pulang menggunakan bus kota, tasnya hilang. Di dalamnya terdapat bukan hanya barang-barang pribadi, tetapi juga satu surat penting yang bisa mengubah arah hidup seseorang. Namun, saat ia mencoba membuat laporan, jawaban yang terus ia terima hanyalah satu kalimat dingin: “Nimma vasthugalige neevu javabdaararu” — Anda bertanggung jawab atas barang-barang Anda sendiri.
Peristiwa kecil itu menjadi titik balik dalam hidup Raghav. Dalam pencariannya yang semakin absurd untuk menemukan tas tersebut, ia bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat kota: sopir bus yang apatis, petugas kepolisian yang sinis, seorang seniman jalanan yang kehilangan identitas, hingga seorang ibu rumah tangga yang hidup dari menjual barang hilang. Setiap pertemuan memperlihatkan padanya bahwa “tanggung jawab” adalah konsep yang lebih kompleks dari sekadar kepemilikan — ini tentang identitas, kejujuran, dan kehilangan makna dalam masyarakat modern.
Semakin dalam ia menyusuri jejak barang-barangnya, Raghav mulai menyadari bahwa yang hilang bukan hanya tas — melainkan arah hidupnya sendiri. Surat di dalam tas itu ternyata bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga sebuah pengingat akan janji dan impian yang pernah ia buat pada dirinya sendiri. Dalam prosesnya, ia mulai mempertanyakan: apakah kita benar-benar memiliki hidup kita sendiri, atau kita hanya bagian kecil dari sistem yang terus menyalahkan individu atas semua kegagalan kolektif?
Nimma Vasthugalige Neeve Javaabdaararu adalah drama satir yang menyentil dengan lembut namun tajam, mengangkat isu tanggung jawab personal di tengah masyarakat yang semakin tidak peduli. Dengan sentuhan humor getir, narasi introspektif, dan karakter-karakter yang hidup, film ini mengajak penonton untuk merenung: dalam dunia yang terus bergerak cepat, apakah kita masih menjaga hal-hal yang benar-benar penting — atau telah kehilangan semuanya tanpa menyadarinya?