No Tears in Hell film horor psikologis berbasis kisah nyata
No Tears in Hell Di sebuah kota sunyi di Siberia, Rusia, seorang jurnalis investigatif asal Amerika bernama Clara Myers (Tatjana Marjanovic) tiba untuk menyelidiki kembali kasus pembunuhan berantai yang terlupakan dari dekade 1990-an. Jejaknya menuntun pada nama Alexander Spesivtsev (Luke Baines), seorang pria yang pernah dijuluki “Monster dari Novokuznetsk” — pelaku pembunuhan mengerikan yang diduga tewas, namun bukti baru mengisyaratkan bahwa ia mungkin masih hidup… atau bahwa kengerian yang ia tinggalkan belum selesai.
Melalui catatan polisi, laporan rumah sakit jiwa, dan kesaksian penduduk lokal, Clara menyusun potongan masa lalu yang terdistorsi. Di tengah upayanya, ia menemukan ibu Alexander (Gwen Van Dam), seorang wanita tua yang hidup menyendiri dan tetap membela putranya seolah-olah ia korban dunia yang kejam. Semakin dalam Clara menggali, semakin ia terseret dalam dunia psikologis kelam penuh trauma, kekerasan, dan manipulasi. Rasa ingin tahunya berubah menjadi obsesi—dan obsesi itu membawanya pada bahaya yang nyata.
Film ini menelusuri bukan hanya kejahatan, tetapi akar dari kejahatan itu—bagaimana kekerasan domestik, isolasi, dan gangguan mental membentuk seorang anak menjadi makhluk yang ditakuti dunia. Di sisi lain, Clara mulai mempertanyakan batas moral pekerjaannya sendiri: apakah ia menyelidiki demi keadilan, atau demi ketenaran? Dan apa harga dari mengungkap kebenaran yang tak seorang pun ingin hadapi?
Disutradarai oleh Michael Caissie, No Tears in Hell (2025) adalah thriller psikologis berbasis kisah nyata yang menantang keberanian penonton untuk menatap langsung ke dalam kegelapan jiwa manusia. Dengan atmosfer dingin dan intensitas emosional tinggi, film ini adalah pengingat bahwa terkadang, neraka bukan tempat… melainkan seseorang.