L2: Empuraan kisah seorang pria dengan kehidupan ganda
L2: Empuraan merupakan sekuel dari film Lucifer (2019), yang kembali membawa Mohanlal sebagai Stephen Nedumpally, alias Khureshi-Ab’raam. Lima tahun setelah pengungkapan jaringan Khureshi‑Ab’raam yang sebelumnya membuat geger, situasi politik dan kekuasaan di Kerala berubah drastis: faksi‑faksi baru bermunculan, mata-mata tersebar di institusi negara, dan kondisi sosial-politik yang tak lagi stabil. Kerusuhan, manipulasi ideologi, dan intrik politik menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap kekuasaan.
Dalam hiruk‑pikuk politik tersebut muncul karakter Zayed Masood (diperankan oleh Prithviraj Sukumaran), yang latar belakangnya terbentang dari masa kecilnya dalam komunitas yang tertindas hingga masa dewasanya sebagai sosok kunci dalam perjuangan melawan kelompok sayap kanan yang menekan rakyat. Konflik ini diperparah ketika terjadi kekerasan massal terhadap komunitas muslim — sebuah insiden brutal dan menyakitkan yang menjadi pemicu utama bagi narasi pembalasan dan keadilan dalam film.
Stephen Nedumpally alias Khureshi-Ab’raam dipanggil kembali ke arena kekuasaan bukan hanya sebagai pengaruh gelap di balik layar, tetapi sebagai tokoh yang harus aktif menghadapi berbagai ancaman yang merongrong keamanan dan keseimbangan politik negara bagian. Di satu sisi ada tekanan dari dalam negeri — musuh politik, pengkhianatan, kepentingan korporasi dan birokrasi — dan di sisi lain, ia harus mempertahankan moralitas serta warisan yang ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya, PK Ramdas. Perjalanan Stephen ini melibatkan perjalanan ke tempat-tempat konflik internasional, konfrontasi, serta pengorbanan pribadi.
Film mencapai klimaksnya ketika konflik politik, balas dendam, dan rakyat yang menderita berpuncak dalam satu konfrontasi besar: identitas, loyalitas, dan kekuasaan diuji. Stephen harus memilih antara cara kekerasan atau jalan perubahan yang lebih rumit tapi lebih benar, sementara Zayed dan karakter-karakter lainnya juga menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka. Empuraan menyuguhkan pertaruhan moral yang berat, aksi‑spektakuler dan visual yang menawan, sembari mengeksplorasi tema-tema seperti keadilan, identitas, korupsi, dan pengampunan. Film ini menyudahi bagian ini dengan membuka kemungkinan cerita selanjutnya — mempertanyakan siapa yang kira‑kira akan bangkit dari abu konflik sebagai pemimpin sejati.