Frank mengisahkan seorang pria melarikan diri dari kekerasan
Frank (2025) Jon Burroughs adalah seorang pemusik pemula yang bermimpi besar. Suatu hari, saat berjalan di pantai kota kecilnya, ia menyaksikan seorang pria bernama Lucas mencoba bunuh diri. Di rumah sakit, Jon bertemu Don, manajer band eksentrik bernama The Soronprfbs, yang dulu Lucas menjadi pemain keyboardnya. Karena Don tahu Jon juga bisa bermain keyboard, ia mengundangnya tampil dengan band tersebut — sehingga Jon pun memasuki dunia musikal yang tak ia bayangkan sebelumnya.
Meskipun beberapa anggota band — seperti Clara (yang bermain synthesizer & theremin) dan Baraque (gitar) — ragu terhadap kehadiran Jon, vokalis utama yang misterius, Frank, menyambutnya hangat. Frank selalu memakai topeng dari papier‑mâché dan menjaga identitasnya tetap tersembunyi. Proyek band membawa mereka ke sebuah kabin terpencil di Irlandia tempat mereka akan merekam album dalam periode yang ternyata jauh lebih lama dari yang dijanjikan: bukan beberapa hari, melainkan satu tahun penuh.
Seiring waktu, ketegangan antar anggota band makin memuncak. Don merasa gagal dibandingkan Frank. Jon, yang diam-diam mulai mengunggah sesi rekaman ke media sosial untuk mempromosikan band, menjadi pusat kontroversi karena beberapa anggota merasa Jon mencoba mengambil alih sorotan. Clara khususnya menentang pengaruh Jon, memicu konflik kreatif dan hubungan yang terkoyak antar mereka. Saat mendekati konser besar di festival South by Southwest, kepercayaan dan kesetiaan diuji pada saat yang sangat krusial.
Konser mendekat, tapi Frank menunjukkan tanda‑tanda gangguan mental yang makin serius. Dalam satu penampilan publik, Jon mencoba menyanyikan lagu sendiri — yang memicu keruntuhan emosional Frank di atas panggung. Setelah itu, kabut identitas Frank mulai terungkap: Jon akhirnya melacak ke asal Frank, ke tempat dimana ia hidup bersama orangtuanya, dan menyaksikan wajah nyata Frank setelah sekian lama dibalik topengnya. Ternyata, topeng bukan sekadar gaya — ia punya fungsi proteksi emosional dan sebagai tanggapan atas luka, trauma, dan ketidaknyamanan dalam kehidupan nyata. Di akhir cerita, band kecil ini kembali bersatu dengan cara yang lebih manusiawi, sementara Jon menemukan bahwa menjadi bagian dari sebuah grup tak selalu berarti menjadi pusat panggung.