Goodbye, Farewell film drama disutradarai Adriyanto Dewo
Goodbye, Farewell (2025) Wyn (Putri Marino), penuh harapan dan hati yang hancur, tiba di Seoul untuk menemukan Dani, kekasihnya yang tiba-tiba hilang tanpa kabar. Kota asing yang penuh hiruk-pikuk ini justru membawanya bertemu Rey (Jerome Kurnia), seorang pekerja Indonesia yang kebetulan memberi bantuan. Tanpa sengaja, kedekatan mereka tumbuh saat Rey menjalani perannya sebagai teman dan pemelipur hati bagi Wyn dalam pergulatan menemukan Dani.
Ketika rasa saling percaya mulai terbentuk, Rey menemukan fakta mengejutkan: Dani telah mengubah identitasnya. Meski guntingnya tajam, Rey memilih menyimpan rahasia itu demi melindungi perasaan Wyn—menghadirkan dilema etis yang rumit. Keputusan ini membawa ketegangan antara dua karakter, seakan menyulam benang rahasia ke dalam hubungan yang rapuh.
Kebahagiaan Wyn mereda ketika ia akhirnya bertemu kembali dengan Dani—namun perjumpaan itu singkat dan penuh pertanyaan, karena Dani segera menghilang lagi tanpa jejak. Kejadian ini memaksa Rey untuk melanjutkan pencarian demi menemukan bukan hanya Dani, tetapi juga arti cinta dan pengorbanan. Setiap langkah pencarian menjadi panggung drama yang menimbulkan konflik batin dan harapan rapuh.
Goodbye, Farewell adalah kisah tentang kehilangan, pencarian jati diri, dan harapan yang luntur di tengah kota asing. Disutradarai dengan visual yang memanjakan mata—dengan lanskap Seoul yang sinematik—film ini merayakan emosi subtil lewat dialog natural dan penampilan yang autentik. Lewat karakter-karakternya yang luka dan rapuh, film ini menyampaikan pesan: kadang melepaskan adalah bagian tak terelakkan dari mencintai.