Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah (2025) bercerita tentang seorang remaja bernama Raka yang hidup dalam keluarga sederhana namun penuh konflik. Sejak kecil, ia sering menyaksikan pertengkaran antara ayah dan ibunya yang membuat rumah tak pernah benar-benar damai. Rasa kecewa dan marah menumpuk hingga suatu hari Raka mulai mempertanyakan: bagaimana hidupnya akan berbeda andai ibunya tidak pernah menikah dengan ayahnya.

Pertanyaan itu membuat Raka masuk ke dalam perjalanan batin yang penuh emosi. Melalui mimpi dan imajinasi yang terasa begitu nyata, ia seolah dibawa ke dunia alternatif di mana ibunya memilih jalan hidup lain. Dalam dunia itu, ia melihat sosok ibunya yang lebih bahagia, penuh kebebasan, dan tidak dibayangi luka rumah tangga. Namun, di sisi lain, Raka juga menyadari bahwa tanpa pernikahan itu, mungkin ia sendiri tidak akan pernah ada.

Kebingungan Raka semakin dalam ketika ia mencoba menghadapi kenyataan hidup sehari-hari. Ayahnya, meski keras dan sering menyakitkan, tetap memiliki sisi rapuh dan kasih sayang yang tidak mudah ia pahami. Sang ibu pun sebenarnya menyimpan banyak pengorbanan yang tidak pernah Raka sadari. Perlahan, Raka belajar melihat bahwa di balik kegagalan dan kesalahan, ada cinta dan perjuangan yang membentuk siapa dirinya hari ini.

Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah adalah drama keluarga yang emosional, menyentuh, dan penuh renungan. Film ini menggambarkan konflik rumah tangga dari sudut pandang seorang anak, sekaligus mengajak penonton merenungi arti keluarga, takdir, dan pilihan hidup. Pada akhirnya, film ini menunjukkan bahwa meskipun masa lalu penuh luka, selalu ada harapan untuk memaafkan, memahami, dan menemukan arti kasih sayang yang sebenarnya.