Milk Teeth adalah film drama dengan elemen fantasi distopia
Milk Teeth (2024) adalah sebuah film drama dengan elemen fantasi distopia, karya debut sutradara Sophia Bösch. Berdasarkan novel tahun 2019 oleh Helene Bukowski, film ini berasal dari ko-produksi Jerman–Swiss dan menampilkan bahasa Jerman. Masa tayangnya sekitar 97 menit, dan sempat dibuka dalam “Big Screen Competition” di Festival Film Internasional Rotterdam 2024.
Film dimulai di tengah hutan berkabut dan semarak—di mana hanya hembusan napas anjing hitam terdengar, menciptakan atmosfer mencekam dan misterius. Dua wanita, Skalde—protégé pemimpin komunitas—dan ibunya Edith, bergabung dengan orang-orang bersenjata, hidup dalam masyarakat kecil yang menjaga diri dari dunia luar. Krisis muncul ketika hewan ternak mulai mati secara misterius, memberi kesan bahwa kejahatan datang dari luar.
Suatu hari, Skalde menemukan anak perempuan bernama Meisis di pinggir hutan—berbaju kulit dan penuh luka. Meski awalnya dicurigai sebagai ancaman atau “anak serigala,” Skalde dan Edith memutuskan menampungnya. Namun, tindakan ini melanggar aturan suku, menimbulkan ketakutan, firasat, dan tekanan untuk melepaskan Meisis kembali kepada para tetua.
Seiring kecurigaan komunitas memuncak, Skalde berada di persimpangan moral: apakah ia harus melindungi Meisis atau tunduk pada norma masyarakat yang ketat? Di sinilah ketegangan antara kepercayaan terhadap manusia baru dan struktur kekuasaan menjadi pusat konflik. Film ini menghadirkan tema alienasi, superstisi, dan kebutuhan dasar untuk dipahami, dibalut keindahan visual hutan yang memukau serta atmosfer magis yang menghipnotis.
Lewat gaya penceritaan yang halus dan menegangkan, Milk Teeth menjelajahi batas antara kecemasan kolektif dan kemanusiaan personal. Visual yang memanjakan mata serta desain suara yang atmosferik memperkuat nuansa dongeng gelap ini—menjadikannya karya debut yang kuat tentang identitas, penerimaan, dan keberanian menentang tekanan rezim sosial.