The Long Walk film adaptasi novel klasik karya Stephen King
The Long Walk (2025) adalah sebuah drama distopia emosional yang mengikuti perjalanan sekelompok remaja laki-laki dalam sebuah kontes mematikan yang diselenggarakan oleh negara otoriter di masa depan. Setiap tahun, 100 pemuda dipilih secara acak untuk mengikuti “The Walk” — sebuah perlombaan jalan kaki tanpa henti melintasi negara, di mana satu-satunya aturan adalah: jangan pernah berhenti. Jika kecepatannya turun di bawah empat mil per jam lebih dari tiga kali, peserta akan “dihilangkan” secara instan. Hanya satu yang akan selamat—dan sang pemenang akan mendapatkan apa pun yang ia inginkan.
Kisah ini berpusat pada Ray Garraty, seorang remaja dari Maine, yang awalnya ikut dalam lomba dengan harapan mengubah nasib keluarganya yang miskin. Di sepanjang perjalanan, ia bertemu dengan para peserta lain—beberapa menjadi teman, beberapa menjadi saingan, dan semuanya menjadi cermin dari trauma, harapan, dan ketakutan terdalam manusia. Seiring waktu berjalan, tekanan fisik dan psikologis perlahan menggerogoti mereka satu per satu, hingga batas antara keinginan untuk menang dan keinginan untuk mati menjadi semakin tipis.
Di tengah medan yang berubah-ubah, kerumunan yang haus hiburan, dan tentara pengawas yang kejam, The Long Walk berkembang menjadi sebuah alegori tentang kontrol negara, kekejaman hiburan massal, dan harga kemanusiaan. Ray mulai mempertanyakan tujuan dari semua ini—dan apakah ada arti di balik pengorbanan yang mereka lakukan. Di setiap langkahnya, dia harus melawan rasa sakit, keputusasaan, dan bayang-bayang kegilaan, demi bertahan hingga akhir.
Disutradarai dengan pendekatan visual yang intens dan minimalis, The Long Walk adalah adaptasi menggugah dari novel klasik karya Stephen King (di bawah nama pena Richard Bachman). Film ini tidak hanya menyuguhkan ketegangan yang mengiris dan drama emosional yang dalam, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan: sampai sejauh mana kita rela berjalan hanya untuk merasa berarti?