Twenty Five, Twenty One (스물다섯 스물하나 Seosmuldaseot Seumulhana)

Episode dibuka dengan suasana romantis saat Na Hee‑do dan Baek Yi‑jin merayakan pergantian tahun—usia mereka tepat 21 dan 25—dengan tanggalan penuh harapan, jalan-jalan, dan suka cita. Namun, muncul rumor negatif dan berita palsu yang menggambarkan persahabatan Hee‑do dan Ko Yu‑rim sebagai rivalitas sengit akibat keputusan Yu‑rim berpindah kewarganegaraan Rusia, memicu publik yang makin penasaran dan terpecah perhatian media

Hee‑do dan Yu‑rim akhirnya bertemu lagi di babak final turnamen internasional fencing. Meskipun Hee‑do berhasil meraih kemenangan, adegan paling menyentuh adalah ketika keduanya menanggalkan masker, menangis, dan saling berpelukan—simbol kuat rekonsiliasi dan kedewasaan hubungan mereka Ini ditekankan sebagai puncak emosional: persahabatan yang tumbuh jauh melampaui rivalitas

Setelah turnamen, hubungan Hee‑do dan Yi‑jin goyah akibat pekerjaan Yi‑jin sebagai jurnalis. Dia dipanggil ke New York untuk meliput serangan 9/11, meninggalkan Hee‑do dalam hubungan jarak jauh yang sarat dengan rindu dan keheningan. Yi‑jin kelihatan stres berat, mengalami kesulitan tidur dan efek PTSD, menyadari berita bukan sekadar tugas—they exist in “hell” of wartime reporting .

Hee‑do menunggu di stasiun dan menonton Yi‑jin di TV—namun Yi‑jin tak kunjung kembali. Saat Hee‑do berdiri di tempat perayaan tahun baru, sunyi melingkupinya. Sentimen Jae‑kyung, ibunya, tentang ketidakpastian cinta jarak jauh semakin terdengar. Episode ini ditutup dengan potret keduanya berdiri sendiri-sendiri di dua belahan dunia, mencerminkan jarak emosional dan fisik yang menyisakan pertanyaan besar: akankah cinta mereka selamat menghadapi kenyataan pahit?

Untuk Film Yang Dideskripsikan Di Atas Hanya Bisa Ditonton Di Kokofilm21