
52 Hertz no Kujiratachi (2024) adalah sebuah film animasi
52 Hertz no Kujiratachi (2024) adalah sebuah film animasi yang penuh dengan keindahan visual dan kedalaman emosional, mengisahkan perjalanan batin dua makhluk yang merasa kesepian di tengah luasnya dunia mereka. Berdasarkan kisah nyata tentang paus yang dikenal dengan nama “Paus 52 Hertz,” yang memiliki frekuensi suara yang berbeda dari paus lainnya, film ini membawa kita ke dalam dunia seorang paus bernama Hikaru, yang lahir dengan kemampuan untuk menghasilkan suara dengan frekuensi yang sangat tinggi, yaitu 52 Hertz—yang tidak bisa dipahami oleh paus lainnya. Hikaru, yang mencari pasangan dan teman sejati sepanjang hidupnya, merasa kesepian dan terisolasi karena tidak ada paus lain yang bisa mendengarnya.
Cerita dimulai ketika Hikaru, yang telah bertahun-tahun mengarungi lautan, tidak pernah bertemu dengan paus lain yang dapat memahami atau merespons suara-suara yang ia buat. Di tengah pencariannya, ia bertemu dengan Airi, seorang wanita muda yang sedang menghadapi perasaan kesepian dalam kehidupannya. Airi, seorang peneliti laut yang telah lama tertarik pada fenomena suara paus yang aneh, merasa terhubung dengan Hikaru. Meskipun ia tidak bisa berbicara dengan Hikaru, Airi merasakan kesedihan yang sama, sebuah perasaan keterasingan yang telah lama ia alami sejak kehilangan orang yang sangat ia cintai.
Saat Airi menyelami dunia bawah laut dan mempelajari kehidupan paus tersebut, ia menyadari bahwa kesepian Hikaru bukanlah satu-satunya yang perlu diatasi. Airi juga berhadapan dengan perasaannya sendiri yang terpendam dan sebuah trauma masa lalu yang menghalanginya untuk membuka diri sepenuhnya pada dunia. Pencarian Hikaru akan teman sejatinya menjadi metafora untuk perjalanan pribadi Airi dalam menemukan makna kehidupan dan cara untuk menghadapi kesepian yang ia rasakan, baik di laut maupun di darat.
Seiring berjalannya waktu, Hikaru dan Airi saling memberikan penghiburan, meskipun dalam cara yang tidak biasa. Hikaru menemukan bahwa meskipun ia tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan paus lain, ia tidak sendirian dalam perasaannya. Begitu pula Airi, yang mulai memahami bahwa meskipun dunia kadang terasa sunyi, ada banyak cara untuk merasakan ikatan yang lebih dalam, meskipun itu tidak selalu berbicara dengan kata-kata. Di akhir film, 52 Hertz no Kujiratachi menyampaikan pesan yang kuat tentang bagaimana kesepian adalah bagian dari pengalaman manusia dan makhluk hidup lainnya, tetapi dengan saling memahami, kita bisa menemukan koneksi yang lebih mendalam dan menyembuhkan luka batin kita.
Film ini menggabungkan keindahan alam bawah laut dengan tema-tema universal tentang kesepian, pencarian identitas, dan harapan. 52 Hertz no Kujiratachi adalah sebuah kisah yang mengingatkan kita bahwa meskipun kita merasa berbeda atau terisolasi, selalu ada cara untuk terhubung dan menemukan arti dalam kesendirian kita.